SuaraJawaTengah.id - Jumlah pasien Covid-19 di Kota Semarang tembus 10 ribu kasus. Untuk itu Pemerintah Kota Semarang meminta warga Semarang tetap taat protokol dan memilih untuk liburan di dalam kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, pihaknya tak ingin ada kluster baru di Kota Semarang mengingat akan ada libur panjang mulai tanggal 28 Oktober mendatang.
"Kalau bisa mending liburan di dalam kota saja. Beberapa tempat wisata lokal juga sudah dibuka," jelasnya, Selasa (27/10/2020).
Menurutnya, liburan di dalam kota relatif lebih aman dibanding liburan ke luar kota. Selain menghabiskan waktu libur panjang untuk mengunjungi tempat wisata, warga Semarang juga bisa mengisi waktu luang dengan memasak atau bercocok tanam.
"Yang punya hobi memasak atau menanam bisa untuk mengisi waktu luang juga. Itu lebih aman dan bermanfaat," ucapnya.
Meski begitu, ia memperbolehkan warga Kota Semarang untuk beraktifitas di luar rumah namun tetap menggunakan masker, handsanitizer dan memilih tempat-tempat yang tidak ramai atau banyak kerumunan.
"Staycation ajalah cukup, tidak perlu berlebihan karena masanya saat ini masih prihatin.”ucapnya.
Saat ini kota Semarang masuk kategori zona resiko sedang, update data kasus terbaru per 27 Oktober pukul 13.36 WIB total kasus Covid-19 yang ada di Kota Semarang sejumlah 10.000 orang. Sebanyak 225 positif Covid-19 orang masih dirawat dan sebanyak 6.818 orang dinyatakan sembuh.
“ Ada 12 indikator dalam perhitungan zonasi. Semarang sudah masuk Zona resiko sedang saat ini dan harus ditingkatkan menjadi zona resiko rendah atau warna kuning,"imbuhnya.
Baca Juga: Cegah Covid-19 saat Libur Panjang, Riau Bikin Check Point, Ini Lokasinya
Ia berharap, libur panjang kali ini tidak berdampak pada penambahan kasus baru atau lonjakan, sehingga berangsur-angsur Semarang bisa mencapai zona hijau segera.
"Yang masih mendominasi cluster di Semarang terbanyak dari cluster perkantoran dan keluarga. Jadi sekali lagi, boleh beraktifitas menikmati liburan panjang namun tetap sesuai dengan protokol kesehatan," tandasnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Warga Miskin Myanmar Terpaksa Makan Tikus dan Ular untuk Bertahan Hidup
-
Pekerja dari Luar Daerah Wajib Bawa Hasil Rapid Test saat Masuk Karimun
-
Profil Fahrurrozi Ishaq, Gubernur Tandingan Ahok Meninggal Karena Covid-19
-
Videografis: Manfaat Berkebun untuk Kesehatan
-
Cegah Virus Corona, Perkuat Kekebalan Tubuh dengan Vitamin D dan Zinc
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota