SuaraJawaTengah.id - Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta untuk mewaspadai dampak fenomena anomali iklim La Nina terhadap potensi banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Merapi.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengatakan fenomena La Nina diperkirakan terjadi Desember 2020, Januari, dan Februari 2021 dengan curah hujan bakal meningkat 40 persen daripada tahun lalu.
"Sehingga bulan-bulan ini memang betul-betul kita pertimbangkan terkait dengan banjir lahar dingin itu," kata dia saat jumpa pers secara virtual, Jumat (13/11/2020).
Lilik menjelaskan hujan yang mengguyur puncak Gunung Merapi harus diantisipasi. Apabila muncul material akibat erupsi bisa saja terseret banjir lahar dingin.
Untuk mengantisipasi hal itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan BPBD DIY telah memasang kamera CCTV di sejumlah sungai utama di Yogyakarta sejak 2010.
"Kita bisa lihat dari menit ke menit posisi banjir seperti apa dan bagaimana rencana kontinjensi yang ada di arah Kota Yogyakarta terkait dengan ancaman banjir lahar dingin," kata dia.
Lebih lanjut, Lilik menjelaskan BNPB akan memastikan keaktifan sirine apabila terjadi erupsi maupun dampak erupsi serta memantau jalur-jalur evakuasi yang rusak di beberapa titik.
"Kami akan memastikan lagi sirine-sirine di sana. Apakah ini terpasang? Apakah pakai kentungan atau menggunakan bunyi lain," kata Lilik.
Dia mengingatkan masyarakat agar mengakses informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi lewat BPPTKG. Tak hanya bagi warga di Kabupaten Sleman, namun juga warga di kawasan Klaten, Boyolali, dan Magelang.
Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, dr Tirta ke Jogja Bantu Dinkes Sleman Bawa 5000 Masker
"Jadi ada tiga ancaman yang kita perhitungkan tahun ini, yaitu erupsi Gunung Merapi, pandemi Covid-19 dan ancaman La Nina yang terkait dengan banjir lahar tadi," kata dia.
Sementara itu, Kepala BPPTKG Hanik Humaida memperkirakan arah luncuran material erupsi Merapi diperkirakan berpeluang besar ke arah Kali Gendol, meski tidak menutup kemungkinan berpotensi ke arah barat atau barat laut.
"Potensi ini akan kita tinjau ulang pada saat nanti sudah ada kubah lava di permukaan. Kemudian kecepatannya lontarannya seberapa, posisi kubah lava itu ada di mana, ini sangat menentukan nanti arahnya ke mana," kata dia.
Ia mengimbau para penambang pasir di sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk menghentikan kegiatannya untuk sementara, sebab apabila terjadi bencana seperti banjir lahar dingin maka sulit untuk menghindar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC