Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 29 November 2020 | 13:42 WIB
Ilustrasi belajar tatap muka. [Suara.com/Eko Susanto]

SuaraJawaTengah.id - Jumlah penambahan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Magelang, Sabtu (28/11/2020) mencapai 105 orang. Total saat ini, ada 2.757 pasien terkonfirmasi dimana 1.808 diantaranya dinyatakan sembuh.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, dari 105 pasien positif itu, terbanyak berasal dari Kecamatan Salaman (33 orang).

Diikuti pasien dari Kecamatan Secang sebanyak 16 orang, Bandongan dan Windusari masing-masing ada 8 orang, serta Muntilan (6 orang). Kemudian dari Kecamatan Kaliangkrik (5 orang), Pakis (5 orang), serta Mertoyudan, Mungkid, Tegalrejo, dan Grabag masing-masing ada 4 orang.

"Untuk di Kecamatan Tempuran dan Ngluwar, masing-masing ada 2 orang dan satu orang tersebar di Borobudur, Sawangan, Salam, dan Candimulyo. Hari ini juga ada tambahan dua pasien terkonfirmasi yang meninggal dari Mertoyudan dan Srumbung. Dengan tambahan ini, jumlah kumulatifnya menjadi 2.757 orang. Rinciannya, 871 dalam penyembuhan, 1.808 sembuh dan 78 meninggal,” kata Nanda.

Baca Juga: Hilangkan Rasa Bosan Saat Pandemi COVID-19, Lelaki Ini Buka Kafe

Sementara untuk pasien suspek, ada tambahan 12 orang. Namun ada 5 yang sembuh dan 7 orang alih status menjadi konfirmasi. “Untuk 7 orang itu, tersebar di Secang 2 orang. Lainnya di Salaman, Borobudur, Mungkid, Kaliangkrik, serta Bandongan, masing-masing 1 orang.”

Dengan penambahan ini, jumlah kumulatif pasien suspek Covid-19 menjadi 748 orang. Dengan rincian 41 orang dirawat, 11 menjalani isolasi mandiri, dan 696 sembuh,” ujar Nanda.

Belajar Tatap Muka di Sekolah

Terkait rencana melakukan belajar tatap muka di sekolah pada awal tahun 2021, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin mengaku akan menunggu perkembangan penanganan Covid-19.

Namun demikian Dinas Pendidikan tetap menyiapkan desain pembelajarannya sesuai protokol kesehatan. “Tetap kami siapkan desain belajar tatap muka di awal tahun. Namun tetap melihat kondisi daerah. Mengedepankan keselamatan dan kesehatan peserta didik.

Baca Juga: Banyak Pasien Virus Corona Bergejala Ringan Makin Parah, Ini 4 Penyebabnya!

Aziz berharap, semoga pada Januari 2021 kondisi di daerah sudah aman, sehingga metode belajar tatap muka sudah bisa dilakukan.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan sekolah boleh mengadakan belajar tatap muka mulai Januari 2021. Belajar tatap muka boleh dilakukan dengan syarat antara lain: sekolah mendapat persetujuan dari pemerintah daerah, kepala sekolah, serta komite sekolah (orang tua murid).

Sekolah juga harus mendata guru dan siswa yang memiliki riwayat penyakit bawaan (komorbid) sehingga fatal jika tertular Covid-19. Pendataan juga dilakukan terhadap siswa maupun guru yang baru saja melakukan riwayat perjalanan, serta tidak memiliki akses transportasi pribadi.

Selain wajib menyediakan perlengkapan sanitasi dan kebersihan, sekolah juga harus membatasi jumlah peserta didik. Solusi pembatasan jumlah siswa dalam kelas, dapat dilakukan dengan menerapkan jadwal belajar bergilir (shifting).

Kontributor: Angga Haksoro Ardi

Load More