SuaraJawaTengah.id - Hari HIV atau Aids selalu diperingati pada 1 Desember. Seluruh dunia memperingati hari tersebut. Hal itu bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk dapat mengetahui virus ganas dan mematikan itu.
Edukasi seksual di Indonesia masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini akhirnya kerap menimbulkan kesalahpahaman dan salah konsep pengetahuan yang didapat anak muda, terkait kesehatan seksual dan reproduksi (KSR), termasuk infomasi terkait penyakit HIV/ADS.
Diungkap oleh Kementerian Kesehatan RI, jumlah orang dengan HIV AIDS atau ODHA di Indonesia saat ini mencapai 400 ribu orang.
Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS) 2020 yang jatuh setiap 1 Desember, Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), mengatakan bahwa estimasi jumlah ODHA telah mencapai 543.100 orang, dengan 398.784 orang telah ditemukan.
Namun, hanya 205.945 ODHA yang baru memulai konsumsi ARV.
ARV atau antiretroviral adalah obat yang harus diminum ODHA untuk memperlambat virus HIV berkembang biak lebih banyak di dalam tubuh.
Mirisnya, menurut data survei yang dilakukan Durex Eduka5eks di 2019 masih memperlihatkan bahwa topik infeksi menular seksual (IMS) belum dibicarakan oleh konsumen remaja, orang tua, dan pasangan menikah.
Bahkan 3 dari 10 kelompok remaja di lima kota besar Indonesia masih percaya bahwa berinteraksi dalam kegiatan sehari -hari bersama ODHA dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS.
Melihat data itu, Ketua Tim Penasihat Kolegium Perhimpunan Dokter Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, SpKK(K) mengingatkan pendidikan seks sejak dini bisa berguna sebagai bentuk mencegah IMS seperti dan AIDS.
Baca Juga: Nasib! Pekerja Seks Mendadak Jadi Janda karena Suami Kepincut Pria Lain
"Sehingga upaya preventif harus dimulai dari unit terkecil masyarakat di keluarga. Bagi organisasi profesi ini, edukasi seksual harus meliputi aspek moral, sosial, kesehatan, dan agama, dimana dokter akan berperan memberikan pengobatan dan pemerintah mendesain program dan regulasi," terang dr. Sjaiful dalam acara webinar 'Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas'.
Diharapkan, tahun 2030 mendatang, di Indonesia tidak ada lagi infeksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap pada ODHA.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara