Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 01 Desember 2020 | 08:04 WIB
Ilustrasi PSK. Ini kisah bunga yang terinfeksi virus HIV.

SuaraJawaTengah.id - Sebut saja Bunga, dia merupakan eks Pekeja Seks Komersil (PSK) di salah satu lokalisasi paling terkenal di Kota Semarang. Saat ini, dia memilih fokus mengurus keluarga lantaran beberapa tahun yang lalu dia didiagnosa terkena virus HIV

Saat itu kami bertemu di sebuah hotel berbintang di Kota Semarang. Tak butuh waktu lama kami berkenalan, duduk bersebelahan. Percakapan kami buka dengan pertanyaan yang sama "soal kabar". 

Rupanya Bunga sudah mengerti jika pertanyaan tersebut hanya bosa-basi. Setelah menghabiskan satu batang rokok, kami mencari tempat yang tak begitu ramai. 

Tanpa terasa, lebih dari 10 menit kami telah berkomunikasi. Jika dilihat, puluhan batang rokok Bunga sudah memenuhi asbak. Namun, dia tak memperdulikan hal itu. Dengan runtut Bunga menceritakan kisahnya. 

Baca Juga: Selama 2020, Kasus HIV/AIDS di Calon Ibu Kota Negara Bertambah

Cerita bermula ketika Bunga ditinggal pergi suaminya. Belakangan, baru diketahui jika suaminya itu meninggalkannya karena kepincut dengan laki-laki lain. 

Hasil dari hubungan dengan suami pertamanya itu, Bunga dikaruniai satu anak yang harus ia nafkahi. Karena terdesak oleh kondisi keuangan yang carut-marut terpaksa Bunga menjadi pemandu karaoke di sebuah lokalisasi di Kota Semarang. 

"Karena desakan ekonomi, saya terpaksa menjadi pemandu karaoke di sebuah baru di lokalisasi," jelasnya kepada Suara.com, beberapa waktu yang lalu. 

Bekerja menjadi pemandu karaoke membuatnya semakin buta. Bunga terjebak  cinta terlarang dengan seorang pria. Lagi-lagi Bunga ditinggalkan.

"Hasil dari hubungan tersebut saya melahirkan dua anak," imbuhnya. 

Baca Juga: PSK Dirampok Pelanggan Usai Bercinta, Ternyata Cuma Gelang Emas Imitasi

Tak hanya satu atau dua kali Bunga dikhianati oleh pria. Hingga suatu ketika Bunga tak percaya lagi dengan pria. Mulai saat itu, Bunga memulai hubungan sesama jenis atau lesbi. 

"Berkali-kali saya dihianati oleh pria, saya sempat menjalin hubungan dengan sesama jenis," ucapnya.

Hingga akhirnya, pada tahun 2005 Bunga memasuki dunia prostitusi di sebuah lokalisasi yang sama. Semenjak itu, ia mulai banyak melayani pria hidung belang baik dalam maupun luar kota. 

"Kebanyakan yang saya layani itu yang sudah punya istri," katanya. 

Di sela-sela waktunya melayani pria hidung belang, Bunga harus membagi waktunya pada keluarga. Apalagi, di rumah ada tiga anak hasil dari hubungannya dengan pria yang menghianatinya. 

"Saya harus membagi waktu karena saya punya anak," paparnya. 

Sekitar 10 tahun telah berlalu, pekerjaan Bunga menjadi PSK ternyata mempunyai dampak besar pada kehidupannya. Pada tahun 2015 dia dinyatakan terpapar virus HIV. 

"Saya coba cek kesehatan ternyata positif HIV," imbuhnya. 

Saat itu, dia mulai gusar. Bunga takut jika pelanggannya tau Bunga terpapar HIV. Akhirnya, Bunga menemukan alasan yang tepat agar pelanggannya tak terpapar HIV.

"Saya mewajibkan pelanggan saya pakai kondom," ucapnya. 

Perjalanan hidup membawa Bunga ketemu seorang buruh yang kemudian menikahinya. Semenjak itu, Bunga pensiun dari dunia prostitusi. Perkawinan mereka membuahkan seorang anak.

Bunga yakin suaminya tertular HIV. Tetapi, suaminya tidak pernah mau periksa kesehatan.

“Ya saya tahu kalau suami saya postif HIV, saya meyakini itu. Kan sudah berkali-kali berhubungan badan dengan saya. Ditambah suami saya sering jajan wedokan (seks dengan wanita) di tempat yang dulu saya bekerja,” katanya.

Walau suami Bunga sering "jajan," hubungan Bunga dengannya tetap harmonis. Bunga hanya fokus pada perkembangan anaknya. Dia berharap anak-anaknya jangan sampai kena HIV.

“Yang namanya ibu pasti mengharapkan anak-anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang layak dan mempunyai masa depan yang cerah,” katanya. 

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More