SuaraJawaTengah.id - Kementerian Kesehatan membagikan tiga indikator penanganan HIV-AIDS di Indonesia yang disebut terus membaik. Apa saja?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, kasus HIV-AIDS Indonesia terus turun.
Di awal tahun 2012 estimasi orang dengan HIV-AIDS di Indonesia ada sekitar 630 ribu, dan angkanya terus menurun menjadi 543 ribu di 2018.
"Jadi, ini merupakan kerja bersama kita dan kerja semua para pihak dalam menanggulangi adanya kasus HIV-AIDS di Indonesia," ujar Nadia dalam pernyataannya seperti dikutip pada laman resmi Kemenkes RI, Selasa (1/12/2020).
Baca Juga: Di Indonesia 398.784 Orang Positif HIV, Sosialisasi Seksual Terus Digalakan
Lebih lanjut, ia menuturkan berbagai lintas sektor dan lintas program ikut terlibat dari mulai upaya pencegahan sejak tentunya remaja, bagaimana mengubah perilaku berisiko seksual, ataupun bagaimana pengobatan dan sehingga seseorang yang terinfeksi HIV-AIDS tidak jatuh pada kondisi terpuruk dan tetap beraktivitas secara normal.
Kemenkes RI juga fokus terhadap tiga indikator untuk pengendalian infeksi HIV-AIDS, yaitu menekan angka infeksi baru dari penularan HIV-AIDS, mencegah kematian akibat AIDS, dan tidak ada diskriminasi terhadap penderita HIV-AIDS di Tanah Air.
"Terutama pada anak-anak ataupun bayi yang tadinya HIV-AIDS positif kemudian mengalami stigma dan diskriminasi di masyarakat. Dengan Program Aku bangga Aku Tahu, untuk tahun ini kita berusaha mengurangi bahkan menghilangkan stigma dan diskriminasi," jelas Siti Nadia.
Sementara itu, Ketua PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi, dr. Ari Kusuma J, Sp. OG mengaku sangat mengapresiasi 3 indikator pemerintah dalam mengakhiri HIV-AIDS yang sangat berbahaya.
Dia juga menerangkan penanganan HIV-AIDS ini harus menjadi komitmen bersama. Untuk sampai ke sana memang tidak bisa bekerja seperti pemadam kebakaran, sudah kejadian barulah bergerak, tetapi perlu dimulai dari pencegahan penyakit menular pada perempuan usia produktif.
Baca Juga: Kemenkes Bongkar Biaya Harian Rawat Pasien Covid-19, Sampai Belasan Juta!
"Di sinilah pentingnya pendidikan seksual, memahami kesehatan reproduksi bagi remaja, yang bisa memutus penularan HIV-AIDS," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Makna di Balik Logo Hari AIDS Sedunia 2024: Lebih dari Sekedar Pita Merah
-
Bisa Hambat Pengobatan dan Pencegahan, Ini Pentingnya Upaya Hapus Stigma HIV/AIDS
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Hati-hati! HIV Bisa Menular Lewat Cairan Tubuh, Ini Cara Mencegahnya
-
Apa Perbedaan HIV dan AIDS? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
Lihat Jaksa di Sidang Tom Lembong Cengar-cengir, Publik Malah Kesal: Nasib Orang Dianggap Bercandaan!
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?