Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 Desember 2020 | 16:56 WIB
Calon Bupati Kendal, Tino Indra Wardono saat kegiatan pelatihan barista. (Istimewa)

SuaraJawaTengah.id - Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Kendal, Tino Indra Wardono-Mustamsikin (TIM) mulai mendekati pemilih milenial.

Paslon Tino-Mustamsikin itu menggelar kegiatan pelatihan barista kopi. Hal itu sebagai wujud dugungan kepada  generasi milenial. 

Kekinian, tren kopi di tengah masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial ditandai dengan keberadaan kedai kopi yang menghiasi hampir setiap sudut kota di Indonesia. Saat ini saja "ngopi" menjadi gaya hidup para generasi milenial.

Selain itu, kekayaan alam Indonesia juga turut mendukung, yaitu mampu menghasilkan berbagai jenis varian kopi, mulai dari Arabica hingga Robusta. 

Baca Juga: Masa Cuti Kampanye Pilkada Usai, Irna Narulita Back to Office

Calon Bupati Kendal, Tino Indra Wardono mengatakan Indonesia menduduki peringkat ke-tiga penghasil kopi di dunia. Menurutnya Kopi di Indonesia juga populer dan digemari di berbagai penjuru dunia.

“Khususnya di Kendal masih banyak sekali biji kopi yang perlu digali lebih dalam lagi. Salah satu Indikasi Geografis Kabupaten Kendal adalah Kopi Prahu Kendal yang perlu didukung terus pertumbuhannya” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SuaraJawaTengah.id, Kamis (03/12/2020). 

Tino mengungkapkan bahwa dari berbagai daerah penghasil kopi di Indonesia, Kendal merupakan salah satu yang sedang dilirik penikmat dan pegiat kopi. Hal ini dikarenakan kopi kendal memiliki karakteristik dan cita rasa berbeda dari kopi daerah lain.

Di kalangan masyarakat pecinta kopi, tidak sedikit yang masih berkeyakinan bahwa nikmatnya rasa kopi tidak semata-mata ditentukan oleh jenis kopi, akan tetapi dipengaruhi juga oleh kemampuan Barista dalam menyedu Kopi atau dikenal juga dengan istilah brewing method.

Dalam kegiatan pelatihan barista kopi ini, peserta diajarkan bagaimana cara menyedu (brewing) kopi dengan berbagai teknik sehingga menghasilkan kopi dengan beragam cita rasa berbeda.

Baca Juga: DPR: Pelaksanaan Pilkada di Papua Tak Terpengaruh Deklarasi Benny Wenda

Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengembangkan potensi komoditas kopi di Kendal, misalnya dengan membuka warung kopi dan berkolaborasi dengan petani-petani kopi di Kendal.

“Alhamdulillah pasca pelatihan, sudah ada beberapa warung kopi dan angkringan yang dibuka walaupun kecil-kecilan. Insha Allah ini bisa menjadi solusi khususnya dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi” tambahnya.

Menurut Tino, Kabupaten Kendal memiliki banyak sekali kebun kopi yang aroma dan rasanya tidak kalah dengan daerah lain. Namun sayangnya kopi Kendal masih kalah terkenal dari kopi-kopi di daerah lain.

Saat ini, lanjut Tino, bisnis kedai kopi sudah melesat. Di setiap sudut kota, pecinta kopi bisa dengan mudah menemukan kedai kopi di manapun. Dengan pertumbuhan bisnis kedai kopi yang tinggi, maka semakin banyak pula dibutuhkan barista-barista pengracik kopi yang handal.

“Dengan pelatihan Barista ini, saya berharap muncul barista-barista milenial yang bisa membuka kedai kopi dengan menggunakan kopi Kendal. Biar kopi kita dikenal,” imbuh Tino.

Tino menambahkan, bahwa kopi Kendal pernah dipamerkan di Bucharest Romania.

"Di luar dugaan, ternyata di pameran itu, banyak orang luar negeri yang suka dengan kopi Kendal,"ujar Tino.

Tino berpendapat tidak semua industri harus dimulai dengan skala besar. Hal terpenting adalah meningkatkan kualitas pasca panen kopi serta meningkatkan kemampuan barista milenial Kendal.

“Jika masyarakat mau bergotong-royong menjadikan kopi Kendal sebagai salah satu komoditas unggulan, maka saya yakin hal tersebut dapat mendorong pemulihan dan bangkitnya perekonomian akibat pandemi covid-19 ini,” ujarnya.

Load More