Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 Desember 2020 | 17:34 WIB
Kondisi volume Sungai Serayu yang tinggi dan hampir menyentuh aspal di jembatan Kabupaten Banyumas, Kamis (3/12/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah)

SuaraJawaTengah.id - Debit aliran Sungai Serayu di Kabupaten Banyumas semakin meninggi. Hal itu dikarenakan curah hujan yang tinggi pada Rabu (2/12/2020) kemarin.

Berdasarkan pantauan SuaraJawaTengah.id, volume air hampir mencapai di atas jembatan Sungai Serayu Banyumas

Kepala UPT Bendung Gerak Serayu (BGS), Sugeng menjelaskan debit air yang semakin tinggi ini membuat status BGS menjadi awas.

"Debit air pada hari ini mencapai 2.179 meter kubik per detik. Kalau hari mormal itu hanya 300 sampai 500 meter kubik per detik. Untuk Bendung Gerak Serayu saat ini levelnya sudah awas," katanya saat dihubungi, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: Daftar Logistik Pilkada Cilegon yang Rusak karena Kebanjiran

Selain dipengaruhi oleh faktor alam, debit air yang tinggi juga dipengaruhi karena ulah manusia yang membuang sampah ke sungai. Ini diketahui setelah banyaknya sampah yang menyangkut di BGS.

"Ini selain karena faktor alam juga karena adanya perilaku manusia yang membuang sampah ke sungai. Tadi puncaknya pas jam 10.00 WIB. Karena dari pemantauan kami debit sampah yang melintas di Sungai Serayu cukup besar," jelasnya.

Oleh sebab itu, dirinya mengimbau agar warga yang tinggal di bantaran Sungai Serayu, wilayah Kabupaten Cilacap lebih berhati-hati. Karena tidak menutup kemungkinan air bakal naik ke permukaan warga.

"Debit dari BGS sudah cukup besar. Apalagi pintu radial delapan buah sudah kami los semua. Sudah tidak ada hambatan lagi di Bendung Gerang Serayu. Jadi sudah seperti sungai normal sudah tidak ada hambatan dari pintu radial yang biasa kami tutup," terangnya.

Sementara itu, beredar informasi di media sosial terkait jebolnya salah satu pintu BGS karena tidak kuat menampung debit air. Namun Sugeng meluruskan informasi yang beredar tersebut.

Baca Juga: Seratusan Rumah di Simalungun Terdampak Banjir Kiriman

"Keliru itu mas, yang betul itu kapal ponton yang difungsikan untuk pembangunan dermaga di hulu BGS, hanyut dan nyangkut di pintu no 4, kami lepas kehilir karena membahayakan bendung kami. Pintu radial kami masih fungsi semua," terangnya.

Kapal berjenis ponton tersebut beratnya sekitar 20 ton menyangkut di pintu BGS hingga mengakibatkan tubuh BGS mengalami getaran yang cukup kencang.

Setelah dilepaskan, akhirnya tubuh bendungan kembali normal. Meski demikian debit air tetap tidak surut dan cukup tinggi.

Meski debit sempat meninggi, pihaknya memantau hingga siang hari debit air sudah mulai menurun.

"Ini terus kami pantau dari Bendung Gerak Serayu dan Pos Duga Air yang ada di Pos Banyumas, debitnya sudah menurun pada siang hari," pungkasnya. 

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More