SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mewajibkan para wisatawan atau pemudik untuk melakukan rapid test antigen pada masa libur Natal dan Tahun baru kali ini. Namun kebijakan itu rupanya berimbas pada industri perhotelan.
Pera pelaku usaha perhotelan Kota Semarang mengaku kesulitan mendapatkan tamu karena kebijakan tersebut. Padahal, momen libur Natal dan Tahun Baru atau liburan akhir tahun biasanya menjadi puncak bagi hotel meraup banyak pelanggan.
“Tapi, ini kondisinya beda. Banyak tamu yang akhirnya membatalkan reservasi setelah kami minta menyertakan hasil rapid test antigen,” ujar Sekretaris DPD Indonesia Hotel General Manager (IHGM) Jateng, Heri Kristanto, dilansir dari Semarangpos.com media jaringan Suara.com, Senin (21/12/2020).
Dengan banyaknya tamu yang membatalkan pemesanan hotel, Heri pun memprediksi liburan akhir tahun kali ini banyak hotel di Semarang yang tak mampu memenuhi target okupansi.
“Saya rasa prediksinya [okupansi] di bawah 15%. Apalagi kan enggak boleh menyelenggarakan pesta pergantian tahun,” tuturnya.
Heri pun berharap pemerintah daerah melonggarkan kebijakan terkait rapid test antigen bagi tamu hotel. Apalagi kebanyakan hotel di Semarang sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, mulai dari pemeriksaan suhu, physical distancing, hingga pemakaian masker.
“Hotel di Semarang kan kebanyakan juga sudah mengantongi sertifikat CHSE [cleanliness, health, safety, and environment sustainability]. Kenapa harus ditambah rapid test antigen? Iya kalau tamunya dari daerah asal sudah melengkapi, kalau yang enggak tentunya kan akan membatalkan pemesanan,” tutur Heri.
Ikuti Aturan
Senada juga disampaikan General Manager Hotel Grand Candi, Julia S.K.B. Ia menilai kebijakan yang mewajibkan wisatawan atau pemudik yang datang ke Jateng untuk menjalani rapid test antigen akan berimbas pada tingkat hunian tamu di hotelnya.
Baca Juga: Antrean Mengular, AP II Siapkan Layanan Pre Order Tes Covid-19 di Soetta
“Jelas sangat berdampak. Biasanya kalau libur akhir tahun, okupansi kita bisa 100% atau minimal 80%, tapi ini saya enggak berani berharap. 50% pun kayaknya enggak sampai,” ujar Julia.
Kendati demikian, Julia tetap akan menerapkan kebijakan hasil rapid test antigen kepada para tamu yang akan menginap di hotelnya. Terutama tamu yang berasal dari luar Jateng.
“La peraturannya seperti itu mau bagaimana lagi? Saya enggak mau ambil risiko nanti dioperasi [razia]. Kalau tamu akhirnya cancel, ya sudah mau bagaimana lagi,” ujar Julia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan