SuaraJawaTengah.id - Nama Yahya Cholil Staquf atau biasa disebut Gus Yahya digadang-gadang akan menjadi Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi.
Yahya Cholil Staquf sendiri adalah seorang mubalig yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Katib Syuriah PBNU.
Jabatannya di Nahdlatul Ulama dia emban sejak Agustus 2015 hingga tahun 2020. Selain itu, Gus Yahya juga menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Sepak terjang Gus Yahya pun tak diragukan lagi. Selain terlibat dalam misi perdamaian dunia, ia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.
Pria kelahiran 16 Februari 1966 yang juga lulusan Universitas Gadjah Mada ini, juga pernah menjadi salah satu mubalig yang masuk dalam daftar rekomendasi dari Kemenag saat dipimpin Lukman Hakim Saifuddin.
Kunjungan Gus Yahya ke Israel
Yang menjadi kontroversi, Yahya Cholil Staquf pernah melakukan kunjungan ke Israel. Hal itu mendapat kecaman baik dari dalam dan luar negeri. Sejumlah tokoh politik di Indonesia maupun pemerintah Palestina sendiri ikut mengecam kunjungan itu.
Kala itu, Gus Yahya yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, datang ke Israel memenuhi undangan menjadi pembicara dalam forum global yang digelar America Jewish Committee (AJC).
Gus Yahya sendiri pada diskusi Israel Council on Foreign Relations (ICFR), ia menyampaikan tetap mendukung kemerdekaan Palestina.
Baca Juga: Rizieq Shibab Resmi Ditahan, Begini Kata Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi
Diskusi Perdamaian di Vatikan
Selain itu, Gus Yahya juga menghadiri Forum Inisiatif Agama-agama Ibrahim (Abrahamic Faiths Initiative) yang digelar di Vatikan. Pada pertemuan itu, ia menyatakan semua umat beragama harus kembali ke fitrah manusia, yakni semua bersaudara.
Gus Yahya mengatakan, Forum Inisiatif Agama-agama Ibrahim juga menyatakan perlunya aksi nyata atas konflik agama.
"Diskusi mengerucutkan sikap dan langkah bersama dalam menghadapi kemelut kemanusiaan dewasa ini, yang sangat kental diwarnai oleh konflik antarkelompok agama," kata Gus Yahya, dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (16/1/2020).
Pada pertemuan di Vatikan itu, Gus Yahya mengatakan, siapa pun yang membuat deklarasi harus siap menindaklanjutinya dengan langkah-langkah strategis yang nyata.
Dia memberi contoh kiprah Nahdlatul Ulama dalam mambangun strategi transformatif melalui aktivisme sosial, yaitu melakukan pelayanan bagi masyarakat dalam arti luas, termasuk melindungi hak-hak kelompok minoritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara