SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 belum juga usai melanda penduduk di Dunia. Korban terus bertambah, virus corona pun semakin susah untuk dicegah.
Makin lama pandemi berlangsung, intensitas berbagai gangguan psikologis akan meningkat. Perubahan pola kehidupan selama pandemi Covid-19, di antaranya memicu munculnya kecemasan dan depresi.
Kecemasan itu muncul sebagai kekhawatiran akan terjadi hal buruk, berlebih terhadap semua hal, mudah jengkel dan gelisah, hilangnya pekerjaan sebagai sumber pendapatan, hilangnya kesempatan, dan pembatasan berdampak bagi kehidupan mereka.
Pengamat Kesehatan dari Unsoed, Endang Triyanto menyampaikan virus ini telah menyebabkan banyak kematian jiwa di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Korban yang meninggal dunia akibat serangan virus ini mencapai ribuan.
Baca Juga: Viral! Kondangan saat Pandemi, Warganet: Berasa Makan di Warteg
"Hingga sekarang, virus ini masih mengancam kesehatan kita semua. Berbagai upaya pemerintah telah banyak dilakukan untuk menangani pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SuaraJawaTengah.id Jumat (25/12/2020).
Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan mengatakan, lamanya periode pandemi berdampak pada perubahan kesehatan fisik, psikologis, spiritual, kultural, maupun sosial.
Menurutnya, dampak psikologis ini menyebabkan kesehatan mental seseorang terganggu. Bentuk kesehatan mental yang terganggu di antaranya adalah kecemasan, insomnia, stress, kepanikan bahkan dapat pula terjadi depresi.
"Depresi berat mungkin saja terjadi dan berisiko mengarah pada tindak bunuh diri," ucapnya.
Endang memaparkan, gangguan kesehatan mental yang terjadi pada masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19 dapat dipicu oleh ketakutan akan kematian, maraknya berita hoaks, isolasi, berkurangnya pendapatan, dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Bijaknya Artis Cantik Shandy Aulia Nikmati Libur Nataru di Rumah
"Kelompok yang berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental, di antaranya adalah petugas kesehatan, pelajar, pekerja yang berisiko terpapar Covid-19, orang yang menjalani isolasi mandiri, pengusaha sektor transportasi pariwisata, dan masih banyak sekelompok lainnya," jelasnya.
"Keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, tanpa bisa mengucapkan selamat tinggal merupakan kelompok yang sangat berpotensi terjadinya gangguan kesehatan mental," umbuhnya.
Diperlukan upaya pencegahan
Karena hal itu, Endang Triyanto menjelaskan upaya pencegahan gangguan kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Pertama, optimalkan komunikasi dengan kerabat keluarga. Keluarga dapat memberikan perhatian dan dukungan sebagai support system, sehingga tidak mudah stress.
Kedua, rajin berolah raga dan mengkonsumsi makanan bergizi. Aktivitas olah raga yang dilakukan dengan gembira dapat mengurangi respon stress. Makanan bergizi yang mengandung banyak protein, rendah lemak, cukup kalori, kaya vitamin, mineral, dan serat yang tinggi.
Ketiga, selektif dalam mencari sumber informasi Covid-19. Sekarang ini tidak dipungkiri banyak informasi-informasi melalui media sosial yang hoaks. Kita harus konsultasikan kebenaran informasi kepada pejabat yang berwenang.
Ke empat, jalin komunikasi dengan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan menjadi satu-satunya tempat pelayanan kesehatan terpercaya.
Berita Terkait
-
Guru Besar Unsoed Dukung Kampus Kelola Tambang: Sepakat Banget, Bisa Buat Riset dan Tambahan Pendapatan
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Gangguan Mental Memperburuk Kondisi Diabetes? Ini Penjelasan Dokter
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
10 April 2025, Saatnya Pemegang Saham Dapat Dividen Rp31,4 Triliun dari BBRI
-
Mudik Lebaran 2025: Pertamax Jadi Andalan Pemudik, Konsumsi Naik 77 Persen
-
Jawa Tengah Ketiban Durian Runtuh! Gubernur Luthfi Gandeng DPR RI untuk Kucuran Dana Pusat
-
Perajin Mutiara Asal Lombok Go International, Bukti Komitmen BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Atas Karya Lokal
-
Rahasia Umbul Leses Boyolali: Kisah Pengantin Terkutuk Jadi Pohon Raksasa!