SuaraJawaTengah.id - Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur menggelar pentas tari “gaib” atau virtual selama pandemi Covid-19. Pergelaran seni tetap jalan meski dengan segala keterbatasan.
Larangan kerumunan menyebabkan pementasan tari secara langsung mustahil diadakan. Tak kehilangan akal, pementasan kesenian kemudian dikemas secara virtual tanpa penonton.
“Setelah Hari Raya Idul Fitri itu kami memulai belajar virtual-an. Membuat beberapa garapan tari kemudian saya masukan ke medsos sanggar Kinnara Kinnari. Sekarang sudah jalan walapun masih sedikit-sedikit,” kata Eko Sunyoto, pemimpin Sanggar Kinnara Kinnari kepada SuaraJawaTengah.id, Selasa (5/1/2021).
Eko awalnya mengaku tidak paham cara menyiarkan pementasan di media sosial. Ternyata menggelar pementasan virtual justru lebih rumit dibandingkan pergelaran langsung.
Baca Juga: Atlet Indonesia Diprioritaskan Jadi Penerima Vaksin Covid-19
Butuh banyak penyesuaian seperti pencahayaan, tata panggung, dan tata suara agar pementasan virtual dapat dinikmati penonton.
“Pandemi ini membuat kami berpikir. Apalagi tidak boleh berkerumun. Ibaratnya ini kami semua di-nolkan. Posisinya seperti orang yang tidak mengerti apa-apa. Kami berpikir selanjutnya apa ya?”
Eko mengaku ada perbedaan greget saat menari pada pementasan langsung dengan virtual. Dia mengaku lebih puas saat menari dihadapan penonton langsung.
“Gregetnya beda. Di depan tidak ada apa-apa, terus yang saya jogeti ini siapa? Njogeti alam gaib. Terus frekuensinya kan juga gaib (dunia maya). Tidak tahu di medsos itu masuknya gimana. Juga yang melihat siapa, kan kami juga tidak tahu,” ujar Eko.
Meski demikian, dia mengakui pementasan tari secara virtual kedepan akan menjadi keniscayaan. Kemajuan teknologi sangat memungkinkan diadakanya alternatif pentas seni diadakan virtual.
Baca Juga: Saat Pandemi Covid-19 Selesai, Masalah Kesehatan Mental Masih Menjadi Momok
Sanggar Kinnara sedikitnya sudah 3 kali menggelar atau mengikuti pentas tari virtual berskala besar selama pandemi. Pada April 2020 bersama Keluarga Tari Indonesia, Eko mengikuti pergelaran tari Sujud Bumi.
Berita Terkait
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Kolaborasi Seni dan Fashion di Bulan Ramadhan: Hadirkan Scarf hingga Mug Karya Seniman Disabilitas
-
Gindring Waste: Tengkorak, Kritik Sosial, dan Kegelisahan Seniman di Tengah Intimidasi
-
Panasonic-GOBEL ART with HEART Resmi Digelar, Wujud Nyata Inklusivitas dalam Dunia Seni
-
Profil Christine Ay Tjoe: Seniman Indonesia yang Karyanya Terjual Rp 34,7 Miliar di Sothebys Singapore
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta