SuaraJawaTengah.id - Sembilan ruas jalan di Kota Semarang akan ditutup mulai Senin (11/1/2021) mendatang. Kebijakan dilakukan menyusul adanya kebijakan pemerintah pusat terkait Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi mengatakan, mulai Senin depan selama dua minggu kedepan sembilan ruas jalan akan ditutup kecuali ruas jalan simpang lima yang menghubungkan simpang lima dan Letjen Suprapto.
"Untuk ruas jalan simpang lima menuju Letjen Suprapto penutupannya tidak 24 jam. Namun, mulai jam 9 malam dampai 6 pagi," jelasnya kepada awak media, Kamis (07/01/2021).
Sementara, untuk tujuh ruas jalan yang lain akan ditutup selama 24 jam dalam kurun waktu sekitar dua minggu kedepan. Dia berharap masyarakat bisa bekerjasama dan mematuhi peraturan tersebut.
"Kita akan susun revisi peraturan walikota tentang pembatasan aktifitas masyarakat, " ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya penutupan sembilan ruas jalan tersebut mampu menekan penyebaran Covid-19 di Kota Semarang. Dia mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan yang telah disosialisasikan.
"Tolong masyarakat taati peraturan," imbuhnyanya.
Selain itu, Hendi juga menyebut jika Rumah Dinas Wali Kota yang digunakan untuk isolasi pasien Covid-19 membludak.
Untuk itu, pihaknya akan membuka satu tempat lagi di gedung Islamic Center untuk penampungan pasien Covid-19 tanpa gejala.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Berharap PPKM Mampu Tekan Penambahan Kasus Baru
"Dalam waktu dekat gedung Islamic center sudah bisa digunakan untuk pasien Covid-19. Untuk Rumah Dinas Wali Kota kita jadikan rumah sakit darurat," jelasnya.
Nantinya, kategori pasien Covid-19 yang dirawat di rumah dinas adalah pasien yang mempunyai gejala sesak nafas, demam maupun gejala-gejala yang lain. Untuk Islamic Center untuk pasien yang tanpa gejala.
"Sampai saat ini beberapa ruamh sakit di Kota Semarang kapasitasnya pasien untuk Covid-19 sudah 80 persen," ujarnya.
Menurutnya, adanya Islamic Center dibuat untuk pasien Covid-19 tanpa gejala sangat membantu lantaran beberapa rumah sakit sudah mulai overload.
"Kalau rumah dinas dijadikan rumah sakit darurat itu cukup menbantu," imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik