Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni | Aprilo Ade Wismoyo
Jum'at, 08 Januari 2021 | 14:50 WIB
Rizal Ramli Sebut Demokrasi Indonesia Mundur Menjadi Demokrasi Kriminal (YouTube Fadli Zon Official).

SuaraJawaTengah.id - Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau yang sering disapa Risma itu menuai kritikan. Kegiatannya mengunjungi masyarakat dianggap lebay dan penuh sandiwara

Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli membuat sebuah cuitan di Twitter terkait kritiknya terhadap gaya kerja Mensos Risma yang ia nilai mengandung kepura-puraan.

Dalam cuitannya, Rizal Ramli meminta Mensos Risma agar tidak bertindak terlalu berlebihan dengan melakukan blusukan menemui para tunawisma di kolong jembatan, pinggir jalan, maupun kawasan kumuh. 

Ia menyebut rakyat sudah terlalu muak dengan kepura-puraan yang diperlihatkan para pemimpin. 

Baca Juga: Dianggap Sinetron, Roy Suryo Sindir Risma Menteri Pansos

"Mbak Risma, sudahlah. Jangan terlalu lebay. Rakyat sudah muak dengan gaya-gaya 'Pemimpin Sandiwara' yang lebay," tulis Rizal Ramli dalam cuitan tersebut.

Rizal menyebut dalam gaya 'Pemimpin Sandiwara' terdapat kepura-puraan untuk terlihat merakyat, namun kebijakan yang dibuat tidak berpihak pada rakyat.

Kritikan Rizal Ramli untuk Mensos Risma [twitter.com/@RamliRizal]

"Yang hanya pura-pura merakyat, tapi kebijakannya tidak pro-rakyat." lanjut Rizal Ramli.

Di bagian akhir cuitannya, Rizal Ramli memberi saran agar Risma lebih fokus untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat.

"Satukan hati, pikiran dan tindakan untuk rakyat," pungkas Rizal.

Baca Juga: Kritik Blusukan Risma, Rizal Ramli: Jangan Terlalu Lebay

Beberapa warganet yang berkomentar dalam cuitan tersebut tampak tak sepakat dengan ucapan Rizal.

Mereka membela Mensos Risma dengan menyebut bahwa blusukan sudah menjadi ciri khas Risma dalam bekerja melayani rakyat Surabaya.

Salah satu warganet bahkan menyebut pihak-pihak yang menyentil Risma haus sensasi dan dukungan.

"Njenengan sehat om? Lah itu gaya si mbo 10 tahun di surabaya. Bukan cuma duduk di belakang meja. Sudah kebiasaan tangan kotor baju kotor ngurusi warga. Bukan mulut kotor. Makin hari kok makin banyak yang kurang beras jadi gadai integritas demi sesuap sensasi dan dukungan," tulis warganet dengan akun @bud**ur**1.

"Kenapa anda yang sewot anda juga sering blusukan waktu itu ke pelabuhan dll. Masyarakat juga muak dengan ocehan basi anda," tulis warganet dengan akun @Ded***uji.

Meskipun begitu, tak semua warganet yang berkomentar memberikan pembelaan pada Mensos Risma dan aksi blusukannya.

Beberapa menilai, aksi blusukan bisa tetap dikerjakan tanpa dokumentasi video maupun foto yang dapat menimbulkan kesan pencitraan.

Mereka juga menyebut kebijakan yang baik akan jauh lebih berpengaruh mensejahterakan banyak warga dibandingkan dengan aksi blusukan.

"Bu Risma tentu kapasitasnya jauh lebih besar dari itu. Kemampuannya lebih hebat dan cakupan wilayah kerjanya lebih luas. Kalau memang mau pemetaan masalah dll ndak usah banci kamera. Bawa-bawa media, rilis berita dll untuk sesuatu yang bukan substansi pekerjaan," tulis akun @sab*th*****wa.

"Punya otoritas dan kemampuan untuk membuat kebijakan yang dapat merubah nasib dan hajat hidup orang banyak, eh malah sibuk urusin tunawisma dadakan. Padahal kebijakannya bisa membuat seluruh tunawisma di Indonesia hidup lebih layak dan sejahtera," tulis akun @aa_Q***

Load More