Budi Arista Romadhoni
Senin, 18 Januari 2021 | 10:35 WIB
Agung Eko Saat di Vihara 2500 Buddha Jayanti Bukit Wungkal Kasap, Banyumanik, Kota Semarang (Suara.com/Dafi Yusuf) 

"Hidup itu bukan soal materi saja, spiritual juga harus diasah," katanya. 

Saat ini, dia sudah menjadi guru meditasi di Pudak Payung dan Vihara 2500 Budhha Jayanti, Bukit Wungkal Kasap. Bahkan, dia sudah mempunyai murid dari unsur masyarakat dengan usia belasan tahun hingga manula. 

"Saya memilih Vihara 2500 Buddha Jayanti karena dari segi fisik kawasan tersebut dikelilingi hutan dan suara gemercik air sungai sangat jelas terdengar," imbuhnya. 

Seperti diketahui, Vihara Buddha Jayanti didirkan oleh Bhikkhu putra pertama Indonesia, bernama Ashin Jinarakkhitha yang diupasampada (ditahbis) di Myanmar pada awal tahun 1954, lalu kembali ke Indonesia pada tahun 1955.

Adapun pembangunan vihara itu berlangsung selama 2 tahun yakni sejak 1957 hingga 1959. Proses pembangunannya dibantu oleh warga Pakintelan yang dulunya mayoritas memeluk agama Buddha.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More