Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 16 Januari 2021 | 14:16 WIB
Rumah yang dibangun menggunakan ranting pohon jati. Warga sekitar menyebutnya Omah Pang. / [Foto Suara.com / Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Berkunjung ke Kota Semarang Anda bisa jalan-jalan melihat rumah yang dibangun dengan ranting pohon. Warga sekitar menyebutnya Omah Pang.

Omah Pang berada di Desa Wisata Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang. Tepatnya di sebelah utara Kantor Kelurahan Nongkosawit.

Rumah unik tersebut terbuat dari ranting pohon jati. Bentuk Omah Pang itu terinspirasi dari rumah nenek moyang tempo dulu, yang dikenal nomaden atau sering berpindah-pindah tempat.

Pembuat Omah Pang, Bowo Kajangan atau yang akrab dipanggil Kang Bowo mengatakan, selain terinspirasi dari rumah zaman dulu, ide membuat Omah Pang juga karena dia resah melihat banyak ranting pohon jati yang terbuang sia-sia.

Baca Juga: Dapat Asimilasi, 26 Napi LP Kedungpane Semarang Dinyatakan Bebas

"Banyak ranting pohon yang terbuang sia-sia di Gunungpati," jelasnya saat ditemui di Omah Pang, Sabtu (16/1/2021).

Sebenarnya, Kang Bowo tak langsung membuat Omah Pang. Namun, dia lebih dulu membuat dekorasi yang terbuat dari ranting pohon jati.

Selanjutnya, dia dan Komunitas Kandung Gunung baru membuat rumah yang terbuat dari ranting pohon.

"Kita gotong royong saat pembangunan rumah itu," katanya.

Untuk membuat Omah Pang menghabiskan empat truk ranting pohon. Menurutnya, ranting pohon yang terkumpul memiliki makna tersendiri. Ibarat seperti sapu lidi, jika terkumpul akan kuat.

Baca Juga: Tampil Kece saat Divaksin, Emoji di Kaos Unik Ariel NOAH Bikin Salah Fokus

Pada awal April 2019, Bowo mengawali kegiatan itu, dengan membuat dapur atau pawon berukuran 5x7 meter. Adapun lahan yang digunakan untuk membuat omah pang itu miliki Warsono.

”Disebut omah pang karena terbuat dari ranting pohon. Orang Jawa menyebutnya dengan pang. Sebab, ranting pohon bisa digunakan membuat panggonan (tempat tinggal),"ucapnya.

Pembuatan Omah Pang bukan tanpa alasan. Kang Bowo mempunyai tujuan agar Omah Pang dapat mengajarkan manusia untuk bersilaturahmi dengan alam dan lingkungan.

"Jadi kita punya tujuan agar manusia kembali lagi bersentuhan dengan alam," imbuhnya.

Sementara itu, penggagas Desa Wisata Omah Pang, Warsono mengatakan, di Desa Wisata Omah Pang juga melestarikan permainan tradisional seperti, egrang, dakon, blarak sempal, gledekan dan ulo-ulo cabe yang dimainkan banyak orang.

"Kita akan membuat dakon raksasa dengan panjang 4 meter. Kemudian menghidupkan kembali budaya yang dulu telah vakum," ujarnya.

Menurutnya, saat ini banyak anak-anak yang sibuk dengan bermain game di ponsel. Dia beranggapan, ponsel bagi mereka sudah seperti Tuhan. Untuk itu, dia ingin anak-anak kembali lagi bersentuhan dengan alam.

"Anak-anak harus kenal dengan alam agar tak main ponsel terus," harapnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More