Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 19 Januari 2021 | 17:51 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mendonorkan plasma konvalesen yang digelar PMI. (istimewa)

SuaraJawaTengah.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketahuan pernah positif Covid-19. Namun dibalik positif Covid-19, rupanya Politisi Partai Golkar itu tak jujur mengakuinya. 

Airlangga Hartarto yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menjadi perbincangan publik ketahuan pernah terpapar Corona. Ia ketahuan seusai mengikuti donor plasma Konvalesen.

Sikap itu dianggap telah membohongi publik karena Airlangga tak jujur pernah menjadi penyinta Covid-19.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, mengklaim pihak istana sama sekali tidak tahu Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu pernah terinfeksi.

Baca Juga: Dunia Mulai Program Vaksinasi Covid-19, WHO Waspadai Ketimpangan

"Menurut saya enggak masuk akal kalau istana enggak tahu, bahaya banget," ucap Heru dilansir dari SuaraJakarta.id Selasa (18/1/2021)

"Kami tidak tahu juga kalau positif. Kalau saya dan jajaran Setpres tidak tahu, tidak ada pemberitahuan resmi," Imbuh Heru. 

Menurut Heru, istana tidak bisa mengumumkan status kesehatan menteri secara sepihak tanpa konfirmasi dari menteri terkait.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa Airlangga pernah terpapar covid-19 dalam acara 'Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen', Senin (18/1/2021).

Airlangga hadir dalam acara tersebut sebagai pendonor Plasma Konvalesen. Syarat menjadi pendonor adalah pernah terpapar covid-19.

Baca Juga: Sembilan Santri di Bengkalis Positif Corona, Pesantren 'Di-lockdown'

Menyikapi hal itu, Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 menganggap jika Airlangga tak layak menjadi pejabat publik.

"Pak Airlangga bukan contoh pemimpin atau menteri yang baik. Tidak memegang prinsip demokrasi, sebab tidak jujur, tidak terbuka, artinya membohongi publik bahwa dia pernah terinfeksi. Ini sama halnya enggak beretika dan tidak bermoral. Ini namanya tidak bertanggung jawab, tidak layak menjadi menteri," kata  LaporCovid-19 Irma Hidayana saat dihubungi Suara.com, Selasa (18/1/2021).

Load More