
SuaraJawaTengah.id - Puluhan rumah di Desa Manggis, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes rusak akibat tanah bergerak. Sedikitnya 60 warga harus mengungsi.
Tanah bergerak terjadi pada Rabu (13/1/2021) dan masih terus terjadi hingga hari ini. Bencana alam tersebut melanda setelah hujan deras di wilayah setempat. Pergerakan tanah membuat tembok rumah-rumah warga retak dan ambles.
Camat Sirampog, Lukman Hakim mengatakan, terdapat 28 bangunan rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat tanah bergerak.
"Ada 26 rumah, satu masjid dan satu TPQ (Tempat Pengajian Alquran) yang rusak," kata Lukman kepada Suara.com, Rabu (20/1/2021).
Baca Juga: Banjir Landa Kota Pekalongan, Ribuan Warga Terdampak
Jumlah bangunan yang rusak itu menurut Lukman bertambah dari jumlah kerusakan saat tanah bergerak pertama kali terjadi pada Rabu (13/1/2021) lalu.
"Waktu awal terjadi ada 23 rumah warga yang rusak. Jumlahnya terus bertambah,” ujar Lukman.
Lukman mengatakan, dari 26 rumah yang rusak, enam di antaranya mengalami kerusakan berat sehingga harus dirobohkan.
Seluruh rumah yang rusak tersebut juga terpaksa ditinggalkan penghuninya untuk menghindari adanya korban jiwa.
"Rumah yang rusak ditinggalkan karena kondisinya tidak memungkinkan ditinggali. Untuk sementara warga mengungsi di rumah saudara dan tetangga. Jumlah semuanya 60 orang yang ngungsi," ungkap Lukman.
Baca Juga: Banjir Terjang Beberapa Daerah di Indonesia
Lukman menyebut, pergerakan tanah masih terus terjadi sehingga warga lainnya yang rumahnya tidak terdampak diminta waspada jika turun hujan deras.
Total terdapat 42 kepala keluarga yang tinggal di wilayah yang terjadi tanah bergerak dengan 26 di antaranya sudah terdampak.
"Pergerakan tanah masih terjadi, tapi tidak terlalu parah karena beberapa hari ini tidak hujan. Kalau hujan besar masih dikhawatirkan terjadi lagi, karena banyak retakan. Mudah-mudahan aman, tapi namanya bencana kita tidak tahu," ujar Lukman.
Terkait kemungkinan warga direlokasi ke tempat yang lebih aman, Lukman mengatakan langkah itu masih menunggu kajian geologi.
"Dari pemkab menunggu kajian geologi dulu sebelum menentukan relokasi atau tidak. Kalau memang harus direlokasi, kami akan cari tempat yang aman," ujarnya.
Menurut Lukman, pihaknya juga sudah menyiapkan tempat pengungsian untuk warga yang terdampak, salah satunya di gedung sekolah dasar. Namun warga memilih mengungsi ke tempat saudara atau tetangga.
"Warga belum tahu sampai kapan mengungsi, tapi ke depannya bagaimana tetap harus kami pikirkan," ujarnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
-
Warga Pekalongan Heboh Air Berkah, PDAM Ungkap Fakta Sebenarnya!
-
7 Kuliner Brebes yang Bikin Nagih, Resep Mudah, Bikin Ketagihan
-
Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Pemprov Jateng Sinergi dengan Paralegal Muslimat NU
-
Taj Yasin Minta Jaga Kualitas Makanan Program MBG: Bukan Sekadar Bagi-bagi Makan!
-
Gubernur Jateng Bakal Revitalisasi Asrama Haji Donohudan
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi Pelembap untuk Remaja, Aman dengan Harga Terjangkau
-
Harga Emas Antam Berbalik Meroket Jadi Rp1.986.000/Gram Hari Ini
-
5 Pilihan Sunscreen untuk Kulit Berminyak, Aman Tak Menyumbat Pori-pori
-
Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen, Pengacara Ini Batal Ikut Gugat Ijazah Jokowi
Terkini
-
Menjaga Nafas Alam: Gunung Slamet Diusulkan Jadi Taman Nasional Demi Ketahanan Air dan Pangan
-
Ramalan Weton Jumat Pahing dalam Primbon Jawa
-
Link Saldo DANA Kaget Hari Ini: Tambahan Cuan Digital Buat Beli Ngopi dan Top Up Game!
-
Cerita Horor Radio Semarang: Dari Wanita Pucat hingga Suara Misterius
-
Dorong Inklusivitas, Sebanyak 1,2 Juta AgenBRILink Jangkau 88% Wilayah Indonesia