Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 21 Januari 2021 | 08:17 WIB
Ilustrasi petani padi membawa benih.[Pixabay]

Penyebab Kelangkaan

RDKK juga berisi identitas diri petani dan luas lahan pertanian. Mereka menebus pupuk bersubsidi di KPL di masing-masing desa/kelurahan.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sukoharjo, Sarjanto, mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi kerap menyusahkan petani terjadi pada awal masa tanam. Kala itu, para petani membutuhkan pupuk untuk tanaman padi.

Setelah menjelang masa panen padi, pupuk bersubsidi justru mudah dijumpai di tingkat pengecer pupuk. Pria yang akrab disapa Jigong ini mengatakan tak mengetahui secara jelas penyebab kelangkaan pupuk bersubsidi di pasaran.

Baca Juga: DPR Sebut Petani Belum Siap Pakai Kartu Tani

“Apakah memang ada permasalahan mekanisme penyaluran pupuk atau ada faktor lain yang mengakibatkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Kondisi ini selalu terulang setiap tahun,” ujarnya.

Pada sisi lain, seorang pemilik KPL Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Eko, mengaku belum mendapat pasokan pupuk phonska dari distributor pupuk. Ia pun sering mendapat keluhan para petani yang kesulitan mencari pupuk bersubsidi.

Eko menduga permasalahan itu erat hubungannya dengan masa transisi implementasi kartu tani.

“Saya juga prihatin melihat kondisi para petani. Hanya pupuk urea yang ada di KPL sementara pupuk phonska belum dikirim distributor pupuk,” katanya.

Baca Juga: Ribut Soal Subsidi, Pupuk Bukan Penentu Tunggal Keberhasilan Pertanian

Load More