Budi Arista Romadhoni
Kamis, 21 Januari 2021 | 14:19 WIB
Video puting beliung di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Instagram/repostwonogiri)
Video puting beliung di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Instagram/repostwonogiri)

Bagaimana fenomena langka itu bisa terjadi? 

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena itu, termasuk yang terjadi di atas permukaan air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri pada Rabu sore itu merupakan fenomena biasa.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Satmoko di Semarang, Rabu, (20/1/2021) mengatakan, angin puting beliung di atas waduk itu disebut waterspout. Fenomena ini juga bisa terjadi di laut atau danau.

Menurut dia, waterspout biasanya dipicu oleh munculnya beberapa jenis awan, seperti Cumulus Vongestus, Cumuliform, dan Cumulonimbus.

"Analisa sementara, dinamika atmosfer menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di selatan Indonesia yang memicu belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah," kata Iis dilansir dari ANTARA

Kondisi tersebut, lanjut dia, didukung dengan massa udara yang labil serta kelembapan yang cukup tinggi, dari bawah hingga atas.

Selain itu, menurut Iis, terdapat fenomena Madden Julian Oscalliation (MJO) aktif, tetapi tidak cukup berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

MJO merupakan gangguan awan, hujan, angin, dan tekanan udara yang melintasi kawasan tropis dan kembali ke titik awal dalam kurun waktu rata-rata 30 hingga 60 hari.

Iis juga menyebut peringatan sini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan dan Wonogiri termasuk dalam wilayah yang disebut dalam peringatan itu.

Baca Juga: Tanggapi Puting Beliung di Wonogiri, Ustaz Yusuf Mansur: Ibadahnya Dikuatin

Load More