SuaraJawaTengah.id - Indonesia memiliki ragam kuliner yang sangat banyak. Di Jawa Tengah misalnya, setiap kabupaten dan kota memiliki makanan khas sendiri.
Di Kabupaten Sragen memiliki khas kuliner yang bernama sega plontang. Memang sega plontang masih terdengar asing dan masih populer dengan sega berkat.
Meski asing di telinga, sega plontang merupakan salah satu kuliner khas dari Bumi Sukowati. Seperti apakah wujud dari sego plontang itu?
Dilansir dari Solopos.com, sega plontang pernah dipamerkan pada kegiatan Pasar Budaya Sangiran yang digelar pada Desember 2020 lalu. Nama lain dari sega plontang adalah sega takir.
Keunikan dari kuliner ini terletak pada wadahnya yang terbuat dari daun pisang yang dipadu dengan janur kuning.
Takir sendiri merupakan sebutan untuk wadah makanan yang terbuat dari daun pisang. Berbeda dengan pincuk yang dibuat dengan bentuk mengerucut, takir berbentuk segi empat.
Di kedua ujung lipatan biasa diberi sematan lidi agar lebih kuat dipakai untuk menampung makanan. Untuk menambah kesan estetis, takir itu diberi hiasan janur kuning melingkar.
Di wadah itu terdapat aneka macam makanan mulai dari nasi uduk atau nasih gurih, suwiran ayam, kedelai hitam yang digoreng, ikan wader, rempeyek kacang tanah dan kerupuk. Namun, sega plontang saat ini relatif sulit didapatkan karena tidak dijual di warung mana pun.
Pasalnya, sego plontang hanya ada pada momen-momen tertentu seperti pada saat ada upacara adat di desa-desa. Sega plontang biasa dipakai masyarakat Sragen untuk menjamu tamu pada acara bancaan, sedekah setelah ada yang melahirkan, meninggal dunia atau mau melangsungkan pernikahan dan lain-lain.
Baca Juga: Memanas! Kasus Kiriman Karangan Bunga 'Nilep Arisan' Dilaporkan ke Polisi
“Sementara ini sega plontang hanya ada pada momen-momen tertentu. Tapi, suatu saat nanti sega plontang bisa kami jual supaya bisa jadi kuliner khas Sangiran selain bukur,” jelas Sekretaris Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, Aries Rustioko, Kamis (21/1/2021).
Bentuk wadah sego plontang ternyata memiliki makna filosofis. Wadah sego plontang berbentuk segi empat menyerupai sebuah perahu atau bahtera yang memiliki makna manusia hidup mengikuti alur perjalanan yang telah digariskan. Perahu itu mudah terpontang panting mengikuti gelombang kehidupan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025
-
Salut! Tak Ingin Makanan Terbuang, Pelajar MAN 1 Pati Bagikan MBG kepada Warga Membutuhkan
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?