SuaraJawaTengah.id - Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto Diproduksi di Jawa Tengah. Selain Terawan, pembuatan vaksin itu bekerjasama dengan PT. Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip), dan RSUP Kariadi Semarang.
Saat ini, Vaksin nusantara diklaim lebih aman dibanding vaksin lainnya. Vaksin yang juga dikenal dengan sebutan AV-Covid-19 ini juga bisa digunakan kepada penderita komorbiditas yang masuk dalam kelompok eksklusi dalam pelaksanaan vaksinasi tahap pertama.
Dilansir dari Semarangpos.com, Perwakilan tim peneliti vaksin nusantara, Yetty Movieta, mengatakan vaksin nusantara hampir 100 persen dikembangkan oleh orang-orang dalam negeri.
“Vaksin ini pengembangannya 90% buatan kita sendiri [dalam negeri]. Hanya memang untuk antigen yang untuk recombain kita kerja sama dengan perusahaan Amerika, tapi untuk pengelolaan di sini,” ujar Yetty di RSUP dr. Kariadi, Semarang, Kamis (18/2/2021).
Yetty mengatakan vaksin nusantara memiliki kelebihan atau keunggulan dari vaksin lain yang saat ini telah beredar. Selain diklaim aman, vaksin ini juga dibanderol dengan harga lebih murah.
“Kalau dihitung kemarin, [harganya] sekitar US$10 atau di bawah Rp200.000,” ujarnya.
Selain itu, vaksin tersebut juga aman bagi pemakainnya karena diambil dari komponen sel darah si pasien atau calon pemakai.
Sel Dendritik
Cara kerjanya, lanjut Yetty, subyek atau calon pemakai vaksin nusantara akan diambil darahnya untuk mendapatkan sel darah putih. Dari sel darah putih itu, akan diambil sel dendritik milik pasien.
Baca Juga: Ahli Sebut Vaksin Nusantara Tidak Rasional Dikembangkan, Ini Penjelasannya
“Sel dendritik yang sudah diambil nanti akan kita kenalkan dengan virus Covid-19. Kemudian, setelah sel dendritik itu menjadi pintar [menjadi vaksin] baru kita suntikan kembali ke pasien,” terang Yetty.
Yetty menilai virus nusantara atau yang juga disebut sebagai virus dendritikitu tidak akan dicampur dengan bahan-bahan lain. Bahannya berasal dari pemakainnya sendiri, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“Tidak ada tambahan bahan asupan maupun bahan dari binatang, sehingga aman dan halal. Selain itu, vaksin ini juga bisa digunakan untuk pasien yang selama ini punya penyakit berat [komorbiditas],” ujarnya.
Yetty mengatakan vaksin nusantara merupakan gagasan dari mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Vaksin ini dikembangkan sejak akhir 2020 lalu dan saat ini telah lolos uji tahap pertama.
Saat pengujian tahap pertama, vaksin ini telah diujicobakan kepada 27 orang. Dari 27 orang itu, 20 orang di antaranya mengalami efek samping yang ringan seperti nyeri di tempat suntikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025