Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 20 Februari 2021 | 15:09 WIB
Efri Arsyad Rizal (21) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Efri Arsyad Rizal (21) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses mengerjakan skripsi tanpa revisi meski sempat kesulitan bayar kuliah.

Selain mendapatkan predikat skripsi tanpa revisi, skripsi  yang dia buat juga berhasil menjadi skripsi terbaik di  tingkat Universitas.

"Saya bersyukur skripsi saya meraih predikat skripsi terbaik tanpa revisi di UIN Walisongo," jelasnya kepada suara.com, Sabtu (20/2/2021).

Meski begitu, ketika awal kuliah dia nyaris tak dapat melanjutkan kuliah lantara tak mampu membayar biaya semesteran. Apalagi, orang tua Efri tinggal seorang ibu yang bekerja  sebagai guru swasta di Bali.

Baca Juga: Viral! Curhatan Mahasiswa Skripsi Harus Bawa Tanaman Hias oleh Oknum Dosen

"Pernah hampir putus kuliah karena kesulitan ekonomi, orang tua saya kan tinggal ibu saya dan kerjanya hanya guru swasta," ucapnya.

Tekat untuk meraih predikat skripsi terbaik itu berawal  ari dorongan  orang tua yang menginginkan Efri menempuh pendidikan di pperguruan tinggi luar negeri.

"Iya ada dorongan dari orang tua saya yang menginginkan saya  untuk kuliah di luar negeri," imbuhnya.

Pria asal Bali itu mengambil  jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuludin dan Humaniora (Fuhum) dengan skripsi yang berjudul “Vernacularization Analysis Toward Cakepan Suci Al-Qur’an Salinan Ring Basa Bali”.

"Saya mengerjakan skripsi itu  dalam kurun waktu satu tahun," katanya.

Baca Juga: Aksi Gadis Cetak Semua Riwayat Chat dengan Pacar, Warganet Terinspirasi

Prestasi yang ia peroleh saat ini, tidak didapatkannya secara instan. Efri mengaku mendapat insprisi skripsi sejak liburan semester satu.

"Saat itu saya tengah belajar bahasa di Pare dan bertemu salah satu tentor yang menunjukkan sebuah PDF Al-Qur’an berbahasa Bali," ujarnya.

Efri pun tak meyangka, jika penulis Al-Qur’an berbahasa Bali itu ternyata dari Kalangan Ahmadiyah. Dirinya pun sudah tahu betul Ahmadiyah kerap dicap sebagai aliran sesat.

Akan tetapi baginya, Ahmadiyah memiliki kontribusi besar untuk Islam, khususnya untuk masyarakat Bali, ditandai dengan terciptnya Al-Qur’an terjemahan bahasa Bali.

"Meski tidak terjadi penolakan, namun penyebaran terjemahan ini terbilang masif," katanya.

Catatan Redaksi:

Judul artikel mengalami perubahan dari sebelumnya "Teliti Quran Terjemahan Tokoh Wahabi, Mahasiswa UIN Sabet Skripsi Terbaik" menjadi "Teliti Quran Terjemahan Bahasa Bali, Mahasiswa UIN Sabet Skripsi Terbaik". Atas kesalahpahaman ini kami sampaikan permohonan maaf.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More