SuaraJawaTengah.id - Cuaca ekstrem masih terjadi di wilayah Jawa Tengah. Hujan lebat membuat bebarapa dearah mengalami banjir bandang.
Tidak hanya banjir, cuaca ekstrem juga membuat kawasan perbukitan mengalami tanah longsor. Namun, hal itu harus bisa diwaspadai dan diantisipasi secera cepat.
Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yanto, Ph.D mengingatkan, pentingnya membuat protokol banjir saat cuaca ekstrem melanda. Hal itu, sebagai acuan yang dapat diterapkan oleh masyarakat saat terjadinya bencana.
"Pemerintah perlu membuat protokol banjir, yaitu langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh penduduk jika terjadi banjir," kata Yanto dilansir dari ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (25/2/2021).
Dia menjelaskan protokol banjir tersebut perlu dikemas dengan pesan yang padat dan mudah diingat.
"Contohnya bisa seperti protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan menerapkan 3M, pesan yang disampaikan sangat kuat dan mudah diingat masyarakat, hal yang sama dapat dilakukan untuk protokol banjir dan disosialisasikan kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir," katanya.
Dengan informasi yang dikemas dengan padat dan mudah diingat, kata dia, upaya mitigasi banjir dan penerapan protokol saat terjadinya banjir akan lebih mudah dijalankan oleh masyarakat.
Dia mencontohkan bahwa untuk penduduk yang tinggal di daerah banjir dan masih perlunya upaya pengendalian banjir yang lebih optimal, maka protokol yang dapat dilakukan adalah menyediakan peralatan pengungsian seperti tenda, peralatan masak, makanan instan dan pakaian untuk 2-3 hari.
Kedua adalah langkah untuk penyelamatan dokumen-dokumen penting ketika ada peringatan banjir.
Baca Juga: Banjir Kembali Rendam Jalur Pantura Semarang
Ketiga adalah persiapan untuk mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.
"Atau jika belum ada tempat pengungsian yang disediakan maka bisa mencari area publik yang lebih tinggi lokasinya untuk mengungsi sementara menggunakan peralatan pengungsian yang telah disediakan," katanya.
Dia mengatakan upaya mitigasi dan protokol tanggap darurat saat terjadinya bencana harus terus disosialisasikan kepada masyarakat.
"Tujuannya adalah untuk membangun budaya sadar bencana dan mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat bencana," katanya.
Dia juga kembali mengingatkan pentingnya pemetaan wilayah rawan bencana banjir hingga skala desa.
"Tujuannya adalah sebagai upaya mitigasi bencana banjir dan nantinya juga dapat dipergunakan sebagai materi dalam pengembangan sistem informasi bencana banjir," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha