SuaraJawaTengah.id - Bayi laki-laki tanpa tempurung kepala lahir di RS Brayat Minulyo Kota Solo. Bayi laki-laki itu lahir pada 22 februari 2021.
Dilansir dari Solopos.com, kondisi bayi tersebut hingga hari ini dalam kondisi stabil. Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, bayi tanpa tempurung kepala itu kini telah dibawa pulang orang tuanya ke rumah di Sidorejo RT 001/RW 001 Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo.
Meski sudah dibawa pulang, bayi malang itu dalam pengawasan petugas Puskesmas Manahan Kota solo.
Kepala Puskesmas Manahan, Suwarji, mengatakan kondisi bayi relatif stabil selama pengawasan. Tapi dia menolak untuk menjelaskan lebih jauh kondisi bayi lahir tanpa tempurung kepala itu.
“Pangapunten (mohon maaf) untuk kewenangan itu langsung Bu Ning, langsung DKK. Saya tahu soal bayi tanpa tempurung kepala ini. Ini kondisinya masih bagus,” terang dia.
Konfirmasi kelahiran bayi tanpa tempurung kepala juga disampaikan Kabag Humas dan Marketing RS Brayat Minulya Solo, Brigitta Adventa Fajarrini. Menurut dia, bayi itu berjenis kelamin laki-laki dan lahir pada 22 Februari 2021.
“Maaf kalau identitas kami tidak diizinkan untuk menyampaikan. Tapi memang di tempat kami ada kelahiran bayi tanpa tempurung kepala pada akhir bulan lalu. Tapi sekarang bayi sudah dibawa pulang ke rumah,” kata dia.
Sedangkan anggota DPRD Solo dari Nusukan, Banjarsari, Hartanti, mengaku mendapat laporan ihwal bayi tanpa tempurung kepala.
Dia sudah menanyakan pengawasan kondisi bayi kepada Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih.
Baca Juga: Kekayaan Pemilik JDT Jadi Sorotan Media Spanyol dan 4 Berita Bola Terkini
“Saya dapat informasi langsung saya sampaikan ke Bu Ning. Katanya sudah diawasi petugas Puskesmas Manahan,” tutur Hartanti.
Politikus PDIP itu berharap segera ada solusi terhadap kondisi kesehatan yang menimpa bayi mungil dari Solo itu. Apalagi menurut dia orang tua bayi masuk kategori keluarga tidak mampu yang butuh perhatian dari pemerintah.
“Semoga bisa dibantu, dalam hal ini dari DKK. Karena kondisi bayi membutuhkan perawatan khusus. Sudah disediakan tabung oksigen di rumahnya. Kalau habis kami harapkan diganti dari DKK, karena warga tak mampu,” urai dia.
Sembari menunggu solusi atas masalah kesehatan yang dialami, Hartanti meminta petugas kesehatan memantau terus kondisi bayi. Sebab secara medis bayi tanpa tempurung kepala butuh penanganan yang khusus.
“Harapanku dari DKK memantau perkembangan kondisi bayi. Apa ada cara untuk menyelamatkan. Ini medis yang tahu. Misalnya operasi di Solo bisa tidak, apakah biaya ditanggung KIS atau tidak. Semoga ada solusi,” ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara