SuaraJawaTengah.id - Musim hujan di sebagian wilayah Jawa Tengah akan terjadi lebih panjang daripada biasanya. Seperti daerah pegunungan Banjarngera, musim kemarau diprediksi akan terjadi pada pertengahan tahun.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni 2021.
"Kabupaten Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya seperti Purbalingga dan Wonosobo akan memasuki awal musim kemarau pada Juni," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi dilansir dari ANTARA di Banjarnegara, Rabu (11/3/2021).
Dia menjelaskan bahwa ada sebagian wilayah di Jawa Tengah yang memasuki awal musim kemarau pada Juni, namun ada juga yang memasuki awal musim kemarau pada April dan Mei.
"Berdasarkan prakiraan cuaca, awal musim kemarau akan terjadi berbeda-beda di wilayah Jawa Tengah karena dipengaruhi beberapa hal seperti kondisi topografis dan geografis, namun untuk wilayah Banjarnegara dan sekitarnya, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, akan memasuki awal kemarau pada Juni ini," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya akan menyebarluaskan informasi perkembangan cuaca secara berkala kepada seluruh masyarakat di wilayah ini termasuk para pemangku kebijakan dan instansi terkait.
"Tujuannya untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau," katanya.
Dia mengatakan pada musim kemarau nanti intensitas curah hujan akan mengalami penurunan.
Untuk itu dia mengimbau seluruh masyarakat di wilayah setempat mewaspadai penurunan intensitas curah hujan tersebut terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan kekeringan dan krisis air bersih.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kalimantan Barat Hari Ini, Rabu 10 Maret 2021
"Kewaspadaan perlu ditingkatkan guna mengantisipasi bencana kekeringan terutama di wilayah yang selama ini rawan terjadinya krisis air. Masyarakat perlu mewaspadai kekeringan, krisis air bersih dan kemungkinan kebakaran lahan," katanya.
Dia juga mengimbau masyarakat mulai bijak menggunakan air guna mencegah terjadinya krisis air bersih saat musim kemarau.
"Memasuki musim kemarau nanti masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas membakar sampah atau ranting karena dikhawatirkan dapat memicu kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Dia menambahkan sosialisasi mengenai dampak kekeringan akan terus disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Karena itu kami terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat dan para pemangku kebijakan mengenai tren kondisi cuaca terkini," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif