SuaraJawaTengah.id - Kota Semarang memiliki sejumlah cerita jejak tokoh ulama besar yang menyebarkan agama Islam. Dari Walisongo hingga ulama yang lain.
Dilansir dari Ayosemarang.com, Kiai Sholeh Darat ulama besar yang memiliki cerita menarik. Jejaknya terekam pada sebuah bangunan masjid di Jalan Kakap nomor 212, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara.
Sepintas, masjid bernama Masjid As-Soleh Darat ini tak jauh berbeda dengan bangunan masjid lainnya. Awal mulanya, sebelum terbentuk bangunan masjid seperti sekarang, di masa Kiai Soleh Darat masjid itu masih berbentuk “Langgar”. Di tempat itulah, ulama besar yang bernama lengkap Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani itu berdakwah.
Ketua Takmir Masjid, Drs Khomsim basri menjelaskan, keberadaan Masjid As-Sholeh Darat ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Lokasi masjid yang berada di wilayah yang kerap kali dilanda banjir itu harus ditinggikan agar tidak terendam air.
“Dulu masjid ini tinggi namun karena banjir terus-terusan jadi di uruk sampai 3 kali karena sini kan daerah banjir sampai sekarang ini makanya terlihat masjidnya agak pendek," ujarnya di Semarang, Kamis (8/4/2021).
Dalam dakwahnya, lanjut Khomsim, Kiai Soleh Darat mengajarkan ilmu dengan tujuan untuk mencerdaskan masyarakat awam.
"Maka dari itu Kiai Soleh Darat memiliki karangan kitabnya sebanyak 40 lebih," imbuhnya.
Menurutnya, Kiai Soleh Darat memiliki ciri khas sendiri dengan membuat kitab karya beliau. Yakni dengan menggunakan bahasa Arab pegon dengan artinya menggunakan bahas jawa.
"Itu dilakukan agar orang Belanda tidak mengetahui apa yang dibuat oleh Kiai Soleh Darat," katanya.
Baca Juga: Tanpa Rio dan Farrel, Ini Daftar Lengkap Pemain PSIS Semarang ke Malang
Sampai sekarang masih banyak orang-orang berziarah ke makam dan masjid Kiai Soleh Darat, bahkan dari berbagai macam daerah juga berkunjung.
"Alhamdulillah banyak dari luar Jawa juga ada, Jakarta, Jawa Tengah juga banyak yang sering itu dari Pekalongan," ucapnya.
Kiai Sholeh Dara, lanjutnya, merupakan satu di antara ulama besar, yang menjadi guru dari pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Ashari, dan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
"Begitu juga dengan RA Kartini yang juga tercatat sebagai muridnya. Peninggalan Kiai Soleh Darat adalah kitab dan kentongan," ungkapnya.
Masa pandemi acara di masjid seperti pengajian rutin tetap berjalan dan untuk acara bulan Ramadan, tetap diadakan salat Terawih, Buka bersama, dan Tadarusan.
"Ada namun untuk Tadarusan saya batasi sampai jam 22.00 WIB saja namun sebelum pandemi ya bebas kadang sampai jam 23.00 WIB," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025