SuaraJawaTengah.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sebagian wilayah di Jawa Tengah memasuki masa pancaroba. Masyarakat diminta mengantisipasi, sebab bisa berdampak ke tubuh manusia.
Musim pancaroba sudah mulai terlihat di Kabupaten Cilacap. Masyarak yang berada di Banyumas dan sekitarnya diimbau mengantisipasi cuaca masa pancaroba atau peralihan yang biasanya lebih panas, yang berdampak ke tubuh manusia.
"Pada April 2021 ini, kita telah memasuki musim pancaroba atau musim peralihan atau musim transisi. Dikatakan musim peralihan karena pada April ini terjadi peralihan dari musim hujan hendak menuju ke musim kemarau," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo dilansir dari ANTARA, Selasa (13/4/2021).
Ia mengatakan tanda-tanda yang bisa dirasakan saat masa pancaroba adalah suhu udara terasa panas yang lebih panas dari bulan-bulan sebelumnya.
Baca Juga: Giliran Papua Dihantam Siklon Tropis, Gelombang 6 Meter Akan Menerjang
Selain itu, tiupan arah angin mulai bervariasi dan kondisi cuaca bisa tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau dari hujan ke panas.
"Tetapi secara umum, biasanya cuaca di pagi hari cerah kemudian siang mulai tumbuh awan dan hujan menjelang sore hari," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan awan-awan konvektif banyak terjadi saat musim transisi sebagai akibat dari pemanasan lokal yang intensif, salah satunya adalah pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb).
Menurut dia, awan Cb biasanya tumbuh saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, dan warnanya keabu-abuan dengan tepi batas awan yang jelas.
"Menjelang sore hari, awan Cb ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin," katanya.
Baca Juga: BMKG Bongkar Sumber Cahaya Misterius Setelah Gempa Besar Malang
Teguh mengatakan awan Cb bisa menyebabkan cuaca ekstrem, yaitu hujan lebat secara tiba-tiba dengan durasi yang singkat, hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, hujan lebat disertai petir dan angin kencang, hujan es, serta angin puting beliung.
Berita Terkait
-
Rekam Jejak Brigadir AK di Polri, Dipecat Usai Tewaskan Bayi 2 Bulan Hasil Hubungan Luar Nikah!
-
Mirip Cappadocia, Begini Kemeriahan Festival Balon Udara di Pekalongan
-
Riau Jadi Provinsi Kedua Tertinggi Terjadi PHK
-
18 Ribu Pekerja di PHK hingga Februari 2025, Ini Provinsi Terbanyak
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Mudik Tak Lagi Jadi Beban: Balik Rantau Gratis Angkat Martabat Pekerja Informal Jateng
-
Hampers Berkah UMKM Rumah BUMN Semen Gresik Catatkan Penjualan 1587 Paket, Omset Ratusan Juta Rupiah
-
Didukung BNI Xpora, Produsen Permen Jahe Indo Tropikal Sukses Tembus Pasar Ekspor
-
Hubungan Gelap Berujung Maut: Oknum Polisi Jateng Dipecat Usai Aniaya Bayi hingga Tewas
-
PSIS Semarang Siap Hadapi Persik, Targetkan Kemenangan untuk Jauhi Zona Degradasi