Ronald Seger Prabowo
Kamis, 15 April 2021 | 18:24 WIB
Masjid Baitussalam atau Saka Tunggal di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, yang memiliki sejarah panjang menjadi masjid tertua di Kabupaten Banyumas, Kamis (15/4/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

Dengan kondisi pandemi seperti ini tentu saja mengubah pola tradisi masyarakat yang sudah terbentuk. Sulam, bersama warga desa yang lain, sempat mengurangi aktivitas. Namun belakangan, pemerintah Kabupaten Banyumas mulai dilonggarkan dan menjadi angin segar bagi warga yang kerap melakukan kegiatan gotong royong ini.

"Untuk kunjungan ke sini pada awal-awal (pandemi) sangat berkurang. Tapi semakin kesini karena mungkin sudah dilonggarkan mulai aktif. Cuma ya belum normal kaya dahulu," jelasnya.

Masjid Saka Tunggal sendiri memiliki tiga juru kunci. Namun saat ini baru diisi dua juru kunci karena salah satu juru kunci nya meninggal dunia. Sistem juru kunci yang ada sudah ditentukan dari garis keturunan.

Hingga kini, tradisi penjarohan atau ziarah masih terus dilestarikan oleh masyarakat sekitar Masjid Saka Tunggal. tradisi ini bertujuan menghormati leluhur, dan biasa digelar setiap tanggal 26 Rajab. Dalam kegiatan tersebut biasanya warga bergotong-royong mengganti pagar bambu yang mengelilingi masjid dan juga makam sekitar masjid.

"Yang dimaksud jaroh itu adalah agar dijaga antara njaba lan njero atau menjaga luar dan dalam. Artinya kita menjaga tali silahturahmi dengan sesama dan juga menjaga kepercayaan kepada Allah," ujarnya.

Selain tradisi tersebut, Pemkab Banyumas juga memasukkan Festival Rewanda Bojana menjadi salah satu kalender wisata tiap tahunnya di Masjid Saka Tunggal. Sudah sekitar lima tahun festival ini terlaksana dengan berbagai penyempurnaan tiap tahunnya. Festival ini merupakan pemberian makanan bagi monyet setempat dengan mengarak gunungan buah dan sayuran.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More