Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 08 Mei 2021 | 20:27 WIB
Pemudik yang ketahuan membawa surat rapid test antigen palsu menangis saat terjaring operasi penyekatan di Exit Tol Tegal, Adiwerna, Kabupaten Tegal, Sabtu (8/5/2021). [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - Empat pemudik ketahuan membawa surat rapid test antigen palsu saat terjaring dalam operasi penyekatan di Exit Tol Tegal, Adiwerna, Kabupaten Tegal, Sabtu (8/5/2021).

Keempat pemudik tersebut berniat mudik ke Tegal dan Pemalang menggunakan mobil pribadi berplat nomor lokal. Petugas yang curiga awalnya menghentikan mobil yang mereka tumpangi.

Saat diperiksa, keempat‎nya kompak menunjukkan surat tugas dari perusahaan dan surat hasil rapid test antigen yang menunjukkan negatif Covid-19.

Polisi tak percaya begitu saja. Sebab ada kejanggalan pada surat rapid test antigen yang ditunjukkan. 

Baca Juga: Gibran 2 Jam Pimpin Penyekatan Pemudik, Apa Hasilnya?

Meski terdapat stampel basah, di dalam surat itu tidak ada tanda tangan dari petugas yang bertanggung jawab atas keabsahan surat itu:

Keempat pemudik yang terdiri dari tiga perempuan dan satu laki-laki itu lalu dicecar lebih lanjut hingga akhirnya salah satu di antara mereka mengakui jika surat tersebut palsu.

‎Sembari menangis, pemudik bernama Elok itu mengaku tak sempat ke klinik sehingga membeli surat rapid test antigen palsu dari seorang temannya demi bisa mudik ke kampung halaman.

"Surat hasil tes itu kami dapat dari seseorang dengan membayar Rp175.000 per surat," tuturnya.

Dia juga mengaku nekat mudik karena pada lebaran tahun lalu tidak mudik. “Sedih, tahun lalu kan tidak boleh mudik, tahun ini masak tidak boleh mudik lagi,” ucapnya.

Baca Juga: Unik! Mudik ke Banyumas, Pria Ini Dikarantina Usai Dilaporkan Istrinya

Tak bisa mengelak lagi, keempat pemudik nekat tersebut akhirnya diminta putar balik dan kembali ke Jakarta. Sedangkan surat hasil rapid test antigennya disita petugas.

Kepala Pos Pengamanan Operasi Penyekatan Pemudik Exit Tol Tegal, AKP Sehroni meminta pemudik tidak coba-coba mengelabui petugas, apalagi sampai memalsukan surat hasil rapid test antigen.

‎"Kalau dipalsukan berbahaya. Kalau pulang membawa virus dan tidak ketahuan karena tidak tes bisa membahayakan keluarga," ujar Sehroni.

Sehroni menyebut, terdapat 30 kendaraan yang diputar balik selama operasi penyekatan yang digelar Sabtu (8/5/2021).

"Semua kendaraan tersebut mengangkut pemudik sehingga kami minta putar balik," tandasnya.

Kontributor : F Firdaus

Load More