Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 19 Mei 2021 | 16:08 WIB
Dokumen - Gelombang tinggi di Pantai Bunton, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. [ANTARA/Sumarwoto]

SuaraJawaTengah.id - Wilayah perairan selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta diprakirakan telah memasuki musim angin timuran. 

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, musim angin timuran mulai muncul karena di Australia sudah mulai ada tekanan tinggi. 

"Sekarang di wilayah utara ekuator mulai ada siklon tropis seperti siklon tropis Tauktae yang menerjang India," kata Teguh Wardoyo dilansir dari ANTARA saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (19/5/2021).

Dengan demikian, kata dia, pola angin di wilayah perairan selatan Jabar-DIY cenderung searah dan bertiup dari arah timur hingga tenggara.

Baca Juga: Kasus Corona di Sumatera Naik, 1.033 Personel Jaga Arus Balik ke Pulau Jawa

Kendati telah memasuki musim angin timuran, dia memprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Jateng khususnya Banyumas Raya yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.

"Meskipun ada potensi, hujannya tidak rutin terjadi, cenderung sporadis, dan intensitasnya ringan hingga sedang," katanya menegaskan.

Terkait dengan kondisi tersebut, Teguh mengimbau masyarakat yang bermukim di pesisir selatan Jabar-DIY khususnya nelayan dan wisatawan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi karena saat sekarang telah memasuki musim angin timuran.

Dalam hal ini, kata dia, arah tiupan angin di wilayah perairan yang cenderung searah berpotensi mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi.

"Meskipun potensi bahayanya tidak sebesar musim angin baratan, masyarakat tetap harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi selama musim angin timuran. Kalau musim angin baratan kaitannya dengan badai tropis, sehingga sangat berbahaya, sedangkan angin timuran itu angin yang searah dan tidak ada pusaran anginnya namun gelombangnya tinggi," katanya menjelaskan.

Baca Juga: Misteri Benda Terapung di Laut Selatan Mulai Terkuak

Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan beberapa kejadian sebelumnya, pada bulan Mei di Cilacap biasa terjadi banjir air pasang atau rob.

Sementara pada bulan Mei 2021, kata dia, pasang maksimum di perairan selatan Kabupaten Cilacap diprakirakan mencapai 2,2 meter pada tanggal 27-29 Mei.

"Kalau saat pasang maksimum yang mencapai 2,2 meter tersebut terjadi gelombang tinggi dan masih ada hujan, hal itu bisa memicu terjadinya rob," katanya. 

Load More