Selain jejak kunjungan Soekarno, Kota Tegal menurut Wijanarto juga memiliki sejarah kelam yang bisa menjadi pengingat dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, terutama nilai kemajemukan.
Peristiwa tersebut yakni kerusuhan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada Maret 1963. Peristiwa yang menjalar hingga ke wilayah Kabupaten Tegal ini menimbulkan korban dari kalangan etnis Tionghoa.
"Jadi kalau melihat sejarah Tegal itu satu, bagaimana menjaga persatuan, dan kedua adalah bagaimana mengelola kemajemukan. Terkait persatuan, penting juga untuk menjadi pelajaran bagi elit birokrasi di Kota Tegal karena wali kota dan wakil wali kotanya saat ini tidak akur. Persatuan antar elit birokrasi itu juga sangat penting," ujar Wijanarto.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Identix Group Buka Gerbang Ekspor Produk Lokal Jateng, Kopi dan Rempah Bakal Tembus ke 42 Negara
-
Nasib Khairul Anwar di Ujung Tanduk, Rangkap Jabatan Ancam Kursi Panas Ketua PSSI Jateng?
-
Jawa Tengah Dinobatkan sebagai Provinsi Sangat Inovatif dalam IGA Award 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Hybrid Terbaik, Bisa Dibeli Di Akhir Tahun 2025 Ini
-
Tangan Dingin Anne Avantie di Bisnis Kuliner, Gandeng BRI Lestarikan Jajanan Legendaris