Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 02 Juni 2021 | 08:03 WIB
Pengantin wanita lakukan aksi debus. (Tiktok/@noto_moto)

SuaraJawaTengah.id - Belum lama ini, dunia maya digegerkan dengan aksi pengantin perempuan yang melakukan aksi patahkan besi dengan tangan kosong saat acara resepsi.

Pengantin perempuan tersebut diketahui bernama Rakhma Lutfita asal Desa Kutasari,Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

Dalam acara resepsi yang digelar pada 30 Mei lalu, Rakhma terlihat mematahkan 3 besi dengan tangan kosong. Dua besi dipatahkan dengan paha kanan kiri, kemudian satu besi ia patahkan dengan tangannya.

Aksi yang cukup berbahaya tersebut bukan semata mata mencari sensasi atau tanpa dasar. Rakhma mengungkapkan bahwa dirinya sudah belajar beladiri sejak kelas satu SMP.

Baca Juga: Cek Fakta: Viral Video Warga Indonesia Disuntik Vaksin Covid-19 Kosong, Ini Kebenarannya!

Ia masuk menjadi anggota beladiri merpati putih di SMP Negeri Kutasari Purbalingga. "Memang suka dengan beladiri tangan kosong dari SMP di ekstrakulikuler," ungkapnya pada Suara.com melalui panggilan WhatsaAp, Selasa (1/6/2021).

Aksi mematahkan besi sudah kerap dia lakukan ketika masih di bangku sekolah. Menurutnya, seni beladiri merpati putih aksi mematahkan besi itu dilakukan tiap akan naik tingkat.

"Selain itu juga buat daftar sekolah waktu SMA, jadi saya sudah berlatih selama 6 tahun,"jelas Rakhma yang kini bekerja di Dinkominfo Purbalingga.

Selain untuk kegiatan, hobi beladiri kerap membawa rakhma terjun ke beberapa ajang kompetisi. "Beberapa kali ikut lomba, dulu pernah juara harapan 1 Popda dan kejurlat juara 1," tambahnya.

Izin Calon Suami

Baca Juga: Biduan Alih Profesi Imbas Pandemi, Naik Motor Telanjang Pamerkan Alat Vital

Meski sdah menjadi hal biasa, aksi berbahaya tersebut kurang wajar jika dilakukan saat momen pernikahan. Pada umumnya, aksi beladiri dilakukan di lapangan dan dengan kostum khusus agar tidak membatasi gerak.

Sementara Rakhma melakukan aksinya dengan gaun pernikahan lengkap dan dihadapan orang tua, besan dan tamu undangan. Tak heran jika hal itu mengejutkan banyak orang, termasuk orang tua rakhma.

Rakhma mengaku bahwa Ia hanya memberitahu kepada pihak Event Organizer (EO) dan calon suaminya.

"Saya yang penting izin calon suami saya pada waktu itu sama besan. Waktu itu saya tanya boleh nggak, eh malah diledekin katanya matahin besi mah gampang, ya mungkin karena dia sudah sering lihat aksi begituan , jadi alhamdulillah suami mengizinkan," tuturnya.

Rakhma yang kini sudah sah menjadi istri anggota TNI menceritakan, bahwa proses persiapan pernikahannya sangat cepat dan spontan.

"Awal mula, kenal suami dari Januari 2021 langsung dilamar, waktu itu hanya  ketemu 3 kali, terus Februai preweding, Maret dan April pengajuan kantor, nyiapin konsep acara 2 minggu. Jai bener bener nggak ada waktu lama buat persiapan. Sedangkan prepare untuk aksinya cuma 3 hari dan saya baru ngomong ke EO nya h-1 acara," ucapnya dengan bersemangat.

Rakhma mengaku bahwa dirinya mempunyai keinginan untuk menciptakan momen yang tidak biasa dihari spesialnya. "Saya pengen beda dari yang lain, nah terus kepikiran tuh buat nampilin aksi matahin besi. Pada saat itu saya langsung menghubungi pelatih saya namanya mas Arif, dan beliau sangat mendukung, bahkan ngasih saya 3 besi gratis buat kado katanya. Awalnya saya cuma minta 1 malah dikasih 3 ,biasanya sih bayar, hehe,"katanya.

Meski sudah 4 tahun tidak pernah latihan, namun Rakhma yakin dirinya masih mampu untuk praktik mematahkan besi dengan tangan kosong. "Yang penting yakin. Sebenernya saya nggak cemas kalau nggak bisa matahin, tapi cemasnya sama besan awalnya waktu saya belum ijin," ungkapnya sembari tertawa.

Dengan persiapan yang singkat, dibantu oleh dua orang temannya, Rakhma berhasil melakukan aksi dengan sukses. "Dan yang penting udah izin jadi diridhoi dan semuanya lancar,"imbuhnya.

Viral Media Sosial

Pemilik akun @rakhmalutfita tidak menyangkan bahwa aksinya akan viral di sosial media. "Ya walaupun saya memang live streaming di youtube, terus saya juga rekam untuk tik tok tapi nggak nyangka kalau banjir storynya saya semua. Ya mungkin waktu itu banyak temen temen ngrekam terus saudara juga pada ikut membagikan video saya di WA, instagram, tik tok bahkan sampe grup percakapan suami saya juga viral," ungkapnya.

Anak ke 3 dari 5 bersaudara ini juga tak lupa mengingatkan untuk tidak meniru aksinya tanpa pelatihan. "Teorinya yang penting yakin kalau benda itu akan patah, jadi jangan ragu sedikitpn. Harus total. Kemudian ada teknik olah nafas dan semua itu harus dilatih jauh jauh hari, harus ada pelatihan nggak bisa sembarangan,"tegasnya.

Besi yang dipatahkan Rakhma adalah besi cor yang merupakan gagang pompa air atau dikenal dengan nama dragon. Selain besi cor, Rakhma juga mampu mematahkan batako, fiber, dan kikir.

"Tapi berhubung barangnya harus pesan dulu, dan kemaren yang ada itu cuma dragon, jadi saya pakai seadanya,"jelasnya.

Aksi Putri dari Suparno dan yuniati menjadi viral dan mendapat reaksi pro dan kontra dari para netizen. Bahkan banyak komentar cibiran dan negatif tidak dapat dihindari.

"Ada tuh yang bilang, ih suaminya apa nggak kasihan yah. Eh dibalesin tuh sama suami saya, demi Allah saya justru langsung dibelain. Dia balesin gini, 'nggak usah kasihan sama saya, kalau istri saya seneng ya saya ikut seneng," curhatnya.

Ia mengaku sangat senang ketika suaminya mendukung penuh aksi yang jarang dilakukan oleh para istri. "Senengnya ketika bakat kita didukung sama suami, dan restu dari suami penting, cob kalau nggak direstui, mungkin nggak seviral ini,"kata istri Sertu Mulyasin.

Namun, kebahagiaan Rakhma untuk menikmati momen bersama usai menjadi pasanga suami istri harus terjeda. Serasa seperti ditinggal waktu lagi sayang sayangnya. Suaminya, Sertu Mulyasin harus menyelesaikan pendidikan selama dua bulan di luar kota.

"Suami hanya libur 5 hari, habis itu saya ditinggal ke Bandung 2 bulan untuk pendidikan," kata Rakhma.

Dengan begitu, kekuatan Rakhma kembali diuji, tak hanya fisik yang mampu mematahkan besi, namun kekuatan batin untuk siap menanggung rindu terhadap suami.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More