SuaraJawaTengah.id - Lama tak masuk kuliah selama pandemi, membuat mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Ahmad Shodikin berfikir kratif. Karena banyak menganggur selama tak masuk kuliah, dia membuat bisnis sablon dan baju dengan omset puluhan juta.
Melalui bisnis tersebut, dia justru bisa lebih mandiri. Dia tak menyangka jika bisnis yang dia tekuni itu dapat sebesar ini. Saat ini, dia juga sudah bisa memberi sebagian penghasilannya itu untuk keluarga.
"Kalau dihitung, dalam satu bulan omset saya bisa sampai Rp15 juta," jelasnya saaat ditemui di tokonya Wates, Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (2/6/2021).
Dia sendiri belajar bisnis sablon dan jualan baju secara otodidak. Dia belajar melalu internet, terutama di youtube. Ahmad menjual produknya secara online maupun offline.
Baca Juga: Pemilik Mercy Ngamuk Mobil Diserempet saat Parkir, Pelaku Dikecam Nggak Ada Akhlak
"Bahkan belakangan juga ada pesanan dari komunitas sepeda motor dari Papua dan Kalimantan yang memesan sablon dan kaos kepadanya," ujarnya.
Mayoritas yanng memesan kepadanya merupakan komunitas motor. Hal itu disebabkan lantaran dia juga aktif di beberapa komunitas sepeda motor baik di dalam Kota Semarang maupun Jawa Tengah.
"Kebanyakan memang teman-teman dari komunitas motor yang pesan kepada saya," terangnya.
Dia menjelaskan, bisnis yang dijalaninya sempat goncang pada awal-awal pandemi melanda. Setelah itu, meski pandemi belum juga berlalu, dengan kegigihan dan ketekunan yang dimiliki, omsetnya kembali pulih meski tak seperti sebelumnya.
"Pas awal pandemi, omset turun drastis sampai 70 persen, sekrang turun jadi Rp10 jutaan dalam satu bulan," imbuhnya.
Dia mulai membuka bisnisnya di tahun 2019 dengan menggarap jersey printing, kemeja dan kaos yang dijual mulai dalam maupun luar Kota Semarang. Dia memilih untuk menekuni bisnis tersebut karena tak rumit dan mempunyai teman komunitas motor.
"Bisnis ini tidak rumit dalam menjalankannya dan tidak diharuskan memiliki keahlian khusus," ujarnya.
Baca Juga: Heboh Kasus Pertama Flu Burung H10N3 Pada Manusia, Bisa Picu Pandemi Berikutnya?
Dia berharap, pandemi Covid-19 segera beerakhir agar jualannya bisa kembali normal. Menurutnya, pandemi Covid-19 cukup mengganggu karena kebanyakan pembelinya merupakan komunitas motor yang biasanya memesan baju kepadanya ketika ada event.
Berita Terkait
-
Ancam Tempeleng Wartawan di Semarang, Kapolri Sebut Bukan Ajudannya
-
Polri Akan Usut Kasus Ajudan Kapolri Ancam Tempeleng Jurnalis di Semarang
-
7 Rekomendasi Nasi Goreng Semarang Terenak Mulai dari Babat hingga Pedas Menggila
-
7 Kolam Renang di Semarang dengan Harga Terjangkau: Bonus View Pegunungan!
-
6 Destinasi Wisata di Semarang, Lengkap dengan Harga Tiket Masuk
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta