SuaraJawaTengah.id - Terdapat sebuah warung unik di Kota Semarang yang bernama warung Mbah Min. Pembeli di warung tersebut bisa makan hanya dengan menukarkan sampah plastik.
Mayoritas, warung yang berada di kawasan TPA Jatibarang itu pembelinya adalah pemulung.
Setiap kilonya plastik tersebut ditimbang, dan dihargai Rp400 perkilonya. Jika ingin mendapatkan satu porsi makan para pemulung harus membawa 20 kilogram sampah plastik ke warung tersebut.
Pemilik warung, Sarimin (54) mengatakan, pembeli yang datang sekali makan minimal harus membawa 20 kilogram sampah plastik, karena sekali makan mereka menghabiskan uang antara Rp6 ribu sampai Rp8 ribu.
"Karena berdekatan dengan TPA jadi paling banyak pembelinya adalah pemulung," jelasnya saa ditemui di warungnya, Senin (7/6/2021).
Sampah plastik yang bisa ditukarkan di warung miliknya hanya jenis sampah plastik yang bisa didaur ulang. Beberapa sampah plastik itu adalah gelas plastik dan botol bekas air mineral, tas plastik bekas, dan sejenisnya.
"Jika ada selisih antara hasil timbangan plastik yang mereka bawa ke sini dan harga pembelian makanan," ujarnya.
Jika terdapat sisa atau selisih nilai uangnya secara otomatis dianggap sebagai tabungan pembeli yang bisa digunakan untuk makan selanjutnya. Daftar nama pembeli akan dicatat dan dijadikan member jika berniat untuk menjadi langganan.
"Jadi di sini juga ada member, sudah puluhan yang jadi member mereka langganan kalau makan di sini," katanya.
Baca Juga: Oseng Mercon Tetelan Daging Warung Bu Lusi, Rasanya Meledak di Mulut
Sarimin menceritakan, konsep tukar sampah untuk makan itu terfikir ketika para pemulung yang ada di sekitar TPA Jatibarang tidak pasti memiliki uang. Hal itu membuat para pemulung kerap kali berutang di warung.
"Dari situ saya mikir, mereka sering utang makan karena sampah yang dikumpulkan belum menghasilkan uang," imbuhnya.
Sistem pembayaran dengan menggunakan sampah plastik ini, menurut orang kelahiran Kabupaten Rembang itu, ternyata membawa keuntungan tersendiri.
Setiap satu kilogram plastik yang dibeli seharga Rp4 ratus rupiah bisa dia jual ke pengepul sampah seharga Rp5 ratus rupiah.
"Setiap satu kilogram plastik yang dibeli seharga Rp400 biasanya saya jual kepada pengepul sampah seharga Rp500," ucapnya.
Dari bisnisnya itu, dalam satu hari dia bisa mendapatkan 2 kwintal plastik, nantinya jika sudah sampai dua ton, sampah yang ada di warungnya itu akan diangkut dan dikirim ke pengepul.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik