SuaraJawaTengah.id - Jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di berbagai rumah sakit dan tempat isolasi di Kota Semarang, Jawa Tengah, sudah menembus angka 2.000 orang.
Berdasarkan laman https://siagacorona.semarangkota.go.id hingga Senin pukul 09.00 WIB jumlah pasien positif Covid-19 tercatat mencapai 2.002 orang.
Dari jumlah tersebut, 1.313 pasien merupakan warga Kota Semarang, sedangkan 689 orang sisanya berasal dari luar daerah.
Sementara pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 tercatat mencapai 3.476 orang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebelumnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran maupun menambah jumlah tempat tidur bagi pasien yang harus dirawat.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang sedang menyiapkan tambahan tempat tidur melalui pembukaan tempat isolasi baru di sejumlah lokasi.
"Sedang dipersiapkan pembukaan 400 tempat tidur lagi pada minggu depan," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dilansir ANTARA, Senin (21/6/2021).
Dia menjelaskan tempat karantina baru akan dibuka di sejumlah titik, seperti asrama mahasiswa kampus UIN Semarang, gedung sebuah rumah sakit yang belum dioperasikan, serta gedung di kawasan Marina.
Upaya mencegah penyebaran Covid-19 di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut juga dilakukan dengan menutup delapan ruas jalan yang tersebar di berbagai kecamatan.
Baca Juga: Banyak Pasien OTG Berkeliaran, Ini Instruksi Bupati Pesisir Barat
Kedelapan ruas jalan tersebut antara lain Jalan Imam Barjo, Jalan Gemah Raya, Jalan Letjen Soeprapto (kawasan Kota Lama), Jalan Ngesrep Timur, Jalan Klampisan Raya, Jalan Supriyadi, Jalan Suratmo, serta Jalan Lamper Tengah Raya.
Delapan ruas jalan itu masing-masing tersebar di Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Semarang Selatan, Semarang Barat, Ngaliyan, serta Pedurungan.
Wali kota yang akrab disapa Hendi ini mengatakan ruas jalan yang ditutup mulai 18 Juni hingga 2 Juli 2021 tersebut sebagai pengingat bahwa daerah tersebut angka kasus Covid-nya masih tinggi.
"Sebagai pengingat masyarakat kalau daerahnya sedang tidak normal. Kurangi mobilitas, boleh beraktivitas tapi protokol kesehatannya tetap dijaga," katanya.
Ia mengharapkan masyarakat berdisiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga tidak perlu diberlakukan kebijakan pembatasan operasional tempat usaha seperti tahun lalu yang dikhawatirkan akan menyebabkan ekonomi melambat lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik