SuaraJawaTengah.id - Pemerintah akan menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali mulai 3 Juli 2021. Salah satu ketentuan dalam kebijakan ini adalah penutupan pusat perbelanjaan.
Ketentuan tersebut dipastikan akan berdampak pada para pelaku di sektor usaha tersebut. Bahkan, pengelola pusat perbelanjaan di Kota Tegal, yang termasuk dalam daerah yang harus melaksanakan PPKM Darurat sudah berencana merumahkan seluruh karyawannya.
Manajer Operasional Rita Mall Kota Tegal Alexander Titerlie mengatakan, pihaknya masih menunggu kebijakan dari Pemkot Tegal terkait implementasi pelaksanaan PPKM Darurat terutama di sektor usaha.
"Kami lagi menunggu dari pemkot seperti apa. Sementara ini belum ada surat resmi dari wali kota," kata Alexander, Kamis (1/7/2021).
Alexander berharap pusat perbelanjaan di Kota Tegal tetap diperbolehkan untuk buka selama penerapan PPKM Darurat.
"Kami harapkan tetap buka seperti biasa dengan menjalankan protokol kesehatan yang selama ini sudah kami terapkan. Kalau gak gitu, karyawan dan perusahaan tidak ada penghasilan," katanya.
Jika nantinya kebijakan pemkot tetap mengharuskan pusat perbelanjaan tutup total, Alexander menyebut seluruh karyawan terpaksa akan dirumahkan.
"Kemungkinan seluruh karyawan akan dirumahkan kalau mall disuruh tutup. Jumlah karyawan kami total ada 150 orang," kata dia.
Menurut Alexander, selama pandemi Covid-19, pendapatan Rita Mall sudah anjlok drastis kendati tidak dilakukan pembatasan jam operasional. Terlebih jika nantinya dilakukan penutupan total. "Selama pandemi ini kami sudah rugi," ujarnya.
Dia pun tak terlalu mengharapkan kemungkinan pemerintah memberikan stimulus kepada sektor usaha yang terdampak, seperti keringan pajak. "Boro-boro (ada stimulus)," ucapnya.
Baca Juga: OJK Minta Layanan Jasa Keuangan Mengikuti Kebijakan PPKM Darurat
Seperti diketahui, pemerintah sudah resmi memutuskan untuk menerapkan PPKM Darurat di Jawa-Bali pada 3 - 20 Juli 2021 untuk menekan penyebaran Covid-19 yang terus melonjak.
Sejumlah ketentuan dalam kebijakan ini antara lain pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup, pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempat umum (warung makan, rumah makan, kafe, pedagang kaki lima, lapak jajanan) baik yang berada di lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mal hanya menerima delivery/take away dan tidak menerima makan di tempat.
Kemudian tempat ibadah (masjid, musala, gereja, pura, vihara dan kelenteng), fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum, dan area publik lainnya) ditutup sementara.
Selain itu, sektor usaha non-esensial atau yang tida termasuk sektor energi, kesehatan, keamanan, logistik, transportasi, industri makanan, minuman dan penunjangnnya diminta menerapkan work from home (WFH) 100 persen.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik