Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 16 Juli 2021 | 16:17 WIB
Tangkapan layar kampanye stop upload berita Covid. [Twitter/@zenrs]

"Di rumah terus itu bisa membuat auto imun menurun lho," ucapnya.

Menurutnya, jika ketakutan akan membuat auto imun menurun karena ketakutan. Hal itu akan membuat tubuh jadi rentan. Untuk itu dia setuju dengan adanya psoter tersebut agar masyarakat tak ketakutan.

"Kalau soal 3 M itu kan sudah menjadi budaya ya, soal pakai masker, cucui tangan kebanyakan sudah pada tau masyarakat," katanya.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk saling mendukung melalui doa, mendukung dan sikap perhatian terhadap orang terdekat. Perasaan mempunyai teman bisa membuat auto imun meningkat.

Baca Juga: Pemerintah Tambah 2.000 Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19

"Kalau sudah stres bisa relaksasi pernafasan dan mendengarkan musik yang halus atau mencari aktivitas lain," imbuhnya.

Sebelumnya Suara.com memberitakan, Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan mengatakan, bahwa adanya seruan tersebut merupakan bentuk toxic positivity atau bentuk penghindaran dari emosi-emosi negatif. Namun, hal itu tak baik untuk mental.

"Intinya itu bentuk toxic positivity," kata Amanda saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (15/7/2021).

Amanda menegaskan, untuk saat ini komunikasi yang baik harus dilakukan oleh pemerintah termasuk secara transparan dan terbuka. Menurutnya informasi yang apa adanya harus disampaikan.

"Mengabarkan kondisi pandemi yang sebenarnya angka kematian juga tidak boleh ditutup-tutupi. Dengan komunikasi risiko yang baik dari pemerintah, maka terbentuk persepsi risiko masyarakat yang baik," tuturnya.

Baca Juga: Warga Jepang di Indonesia Dijemput Pulang, Bagaimana dengan Ekspatriat Otomotif?

Sementara Relawan LaporCovid-19 lainnya yakni Firdaus Febriansyah, mengatakan, informasi yang transparan terkait Covid diperlukan untuk edukasi bukan untuk menakut-nakuti.

Load More