Budi Arista Romadhoni
Minggu, 25 Juli 2021 | 11:19 WIB
Ilustrasi tenaga kesehatan atau nakes Covid-19. Kasus ancaman kekerasan di RSUD Ambarawa pasti melukai para nakes yang berjuang melawan Covid-19 di garis depan. (Shutterstock)

Kepala Bidang Penerangan Jalan, Pertamanan, dan Pemakaman, pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, Yetty Setyaningsih pada satu kesempatan pernah mengeluhkan hal serupa.

Yetty mengaku petugasnya di kompleks pemakaman Giriloyo pernah menjadi korban pemukulan oleh keluarga pasien Covid. “Keluarga tidak terima petugas mengambil foto prosesi pemakaman. Padahal itu untuk laporan SPJ penggunaan APD,” kata Yetty.

Menurut anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, masyarakat perlu memahami risiko besar yang dihadapi SDM kesehatan di masa pandemi. Beban kerja yang ditanggung tenaga medis tidak imbang dengan jumlah pasien yang harus dilayani.

“Tenaga medis sedang mati-matian melayani masyarakat. Sementara dia menanggung risiko tertular Covid,” ujar Edy yang sore kemarin datang ke RSUD dr Gunawan Mangunkusumo untuk memberikan dukungan.

Manajemen RSUD dr Gunawan Mangunkusumo (RSGM) Ambarawa, memberikan penjelasan soal insiden penyerangan terhadap perawat, Sabtu (24/7/2021). [suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah ini berharap kasus kekerasan serupa tidak terjadi di fasilitas kesehatan lainnya.

Masyarakat terlalu banyak menerima informasi yang tidak benar. Sehingga menyebabkan emosi tinggi dan prilaku tidak terkontrol yang membahayakan keselamatan tenaga kesehatan.

Sepengetahuan Edy Wuryanto, penyerangan terhadap pegawai RSGM Ambarawa adalah kasus kekerasan paling parah di lingkungan layanan kesehatan di Jateng selama pandemi.

“Di Jawa Tengah yang paling besar ini. Sampai ada penyerangan, menimbulkan kegaduhan dan luka-luka. Tapi kalau kekerasan verbal, sudah tidak terhitung. Kasus (nakes) dikucilkan publik terjadi dimana-mana.”

Kata Edy kasus ini menjadi preseden buruk bagi sistem kesehatan. Pemerintah dan rumah sakit harus menjaga keselamatan kerja tenaga medis dengan lebih baik.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Angka Kematian Mingguan Indonesia Terbanyak di Dunia

Gugur Demi Kehidupan

Berdasarkan data laporcovid.org, hingga 25 Juli 2021, jumlah tenaga kesehatan yang gugur saat bertugas menangani Covid mencapai 1.505 orang.

Paling banyak adalah dokter, 545 orang. Diikuti perawat dan bidan masing-masing 488 dan 243 orang.

Data laporcovid.org juga mencatat apoteker (47 orang), sanitarian (5 orang) dan petugas ambulan (3 orang), sebagai mereka yang berisiko tinggi meninggal tertular Covid.

Data yang dikumpulkan koalisi ini mengacu pada panduan WHO, bahwa korban Covid-19 selain yang telah terkonfirmasi melalui tes juga termasuk yang menunjukkan gejala klinis tertular virus.

Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/ Menkes/ 2539/2020 mengatur soal pemberian hak insentif bagi tenaga kesehatan. Mereka juga berhak menerima santunan jika meninggal.

Load More