Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 05 Agustus 2021 | 13:57 WIB
Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. (Antara/Andika Wahyu)

SuaraJawaTengah.id - Warna Pesawat Kepresidenan berubah dari biru putih menjadi merah putih. Keputusan merubah warna tersebut ramai dikiritisi oleh Partai Demokrat. 

Padahal perubahan warna pesawat kepresidenan itu telah disetujui oleh DPR pada 2019 silam. Namun ralisasinya baru tahun 2021 ini. 

Partai Demokrat mengkritik keras perubahan warna pesawat kepresidenan tersebut. Mereka menolak dengan dalih masih dalam situasi pandemi Covid-19. 

Menyadur dari Hops.id, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus staf khusus Mensesneg, Faldo Maldini ikut menanggapi polemik soal pengecatan ulang pesawat kepresidenan seharga Rp 2 M.

Baca Juga: Makin Panas, Wasekjen Demokrat: Arteria Keliru Besar Salahkan SBY!

Dia pun membalas kritikan pedas dari politisi Demokrat Andi Mallarangeng yang sempat mengkritik soal pengecatan pesawat kepresidenan.

Faldo mengatakan, memang tak pernah ada anggaran pengecatan pada kepemimpinan presiden sebelumnya.

Pesawat Kepresidenan RI saat mendarat perdana di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4). [Antara/Widodo S. Jusuf]

Namun, dia melemparkan kritik soal pengadaan pesawat kepresidenan Boeing 737-800 BBJ-2 (Boeing Business Jet 2) yang justru dilakukan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin pemerintahan.

Terlebih dana pengecatan pesawat kepresidenan tersebut hanya menggunakan anggaran sebesar Rp2 miliar, sementara pemerintahan SBY kala itu menghabiskan dana untuk membelinya hingga Rp 820 miliar.

Belum lagi, kata Faldo, pemerintahan SBY kala itu kerap menyewa pesawat Garuda yang tentunya juga menghabiskan anggaran.

Baca Juga: Polemik Berubahnya Warna Pesawat Kepresidenan, Dulu Biru Kini Jadi Merah

“Ya, memang tidak ada budget cat pesawat Rp 2 miliar di pemerintahan sebelumnya. Tapi beli pesawat [kepresidenan BBJ-2] Rp 820 miliar ada. Selain itu, pemerintah sebelumnya juga sewa pesawat Garuda yang banyak habiskan anggaran,” kata Faldo.

Lebih lanjut Faldo sebenarnya tak menyalahkan soal adanya fasilitas pesawat kepresidenan lantaran memang dibutuhkan untuk perjalanan kunjungan kenegaraan bagi kepala negara.

Hanya saja, dia menagih bukti bahwa SBY pernah memakai pesawat bekas Presiden Soeharto, yang disebut berwarna kuning keemasan dan tidak pernah diganti catnya.

 “Apa iya Presiden SBY pernah pakai pesawat peninggalan Presiden Soeharto yang ada kuning keemasan itu? Ini yang catatannya belum ketemu. Mungkin Om Andi bisa jelaskan ke publik,” jelas Ketua DPW PSI Sumbar ini.

“Kami harap tidak ada upaya memanas-manasi publik dengan sesuatu yang tidak ada buktinya. Pesawat itu sudah lama terkenal jadi pesawat wapres, sejak zaman Pak JK sampai Pak Boediono. Silakan Om Andi tanya Pak Wapres JK atau Boediono, kapan Pak SBY pakai itu? Biar publik tahu,” sambungnya.

Denny Siregar pamer pesawat dan helikopter kepresidenan dicat warna merah putih. [Twitter]

Sesuai prosedur yang ada

Faldo lantas menegaskan bahwa pengecatan pesawat menjadi merah ini sudah sesuai prosedur yang ada.

Di samping itu, perawatan pesawat juga menggunakan belanja dalam negeri, sehingga diharapkan bisa menggerakkan sektor perekonomian yang sedang babak belur.

“Kalau krisis begini, belanja pemerintah justru perlu didorong. Sektor swasta lagi teriak, bisa makin banyak PHK kalau belanja dalam negeri dipolitisir terus. Kalau beli pesawat Rp 820 miliar, kan itu dulu belanja luar negeri. Di sini, agak berbeda konteksnya,” tandasnya.

Load More