Budi Arista Romadhoni
Kamis, 26 Agustus 2021 | 15:36 WIB
Sejumlah orang di Bandara Kabul menaiki badan pesawat airbus sehari setelah ibu kota Kabul jatuh ke tangan Taliban. Warga beramai-ramai menuju ke bandara demi bisa pergi keluar Afghanistan. (Foto: AFP)

Biden telah memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan, untuk mematuhi kesepakatan dengan Taliban, meskipun sekutu Eropa mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengeluarkan orang.

Ratusan warga Afghanistan memenuhi ruangan dalam pesawat C-17 Globemaster III milik AU AS menuju Qatar dari Kabul, Minggu (15/8/2021). (ANTARA/Courtesy of Defense One/HO via Reuters)

Dalam 11 hari sejak Taliban menyapu Kabul, Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa lebih dari 88.000 orang, termasuk 19.000 orang dalam 24 jam terakhir.

Militer AS mengatakan pesawat lepas landas setara dengan setiap 39 menit.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sedikitnya 4.500 warga Amerika dan keluarga mereka telah dievakuasi dari Afghanistan sejak pertengahan Agustus, dan Kementerian Luar Negeri menjangkau sekitar 1.500 orang yang masih tinggal di sana.

Blinken mengatakan pada konferensi pers di Washington bahwa tidak ada tenggat waktu untuk upaya membantu orang-orang yang ingin pergi, baik orang Amerika maupun lainnya, dan itu akan berlanjut "selama diperlukan."

Militer AS mengatakan akan mengalihkan fokusnya untuk mengevakuasi pasukannya sendiri dalam dua hari terakhir sebelum batas waktu penarikan 31 Agustus.

Taliban mengatakan pasukan asing harus keluar pada akhir bulan. Mereka telah mendorong warga Afghanistan untuk tetap tinggal, sambil mengatakan mereka yang memiliki izin untuk pergi masih akan diizinkan untuk melakukannya begitu penerbangan komersial dilanjutkan setelah pasukan asing pergi.

Kelompok militan Taliban telah meminta anggota NATO Turki untuk membantu menjaga bandara tetap terbuka setelah pasukan asing pergi.

Turki mengatakan para ahli teknis mungkin tetap membantu mengoperasikan bandara.

Baca Juga: Ingin Jalin Hubungan Baik, Taliban Ajak Negara Lain Bantu Rekonstruksi Afghanistan

PBB meninggalkan sekitar 3.000 staf Afghanistan untuk misinya. Sebuah dokumen keamanan PBB yang ditinjau oleh Reuters menggambarkan lusinan insiden ancaman, penjarahan kantor-kantor PBB dan penganiayaan fisik terhadap staf terjadi sejak 10 Agustus.

Sumber : Reuters/ANTARA

Load More