Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 01 September 2021 | 10:14 WIB
Tulus, bapak dari Sapto Yoga Purnomo sprinter yang meraih medali Perunggu di ajang Paralimpiade Tokyo 2020, tengah memperlihatkan koleksi medali anaknya di kediamannya, Desa Ciberung, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Selasa (31/8/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

"Tapi meski sudah berprestasi sebenarnya dia tidak ingin terlalu diekspos. Pernah suatu ketika Yoga di undang acara televisi tapi dia tidak mau. Malah menyuruh saya yang berangkat. Ya jelas saya tidak mau, tutur kata saya tidak teratur soalnya," katanya.

Terakhir kali pulang ke kediamannya, setelah lebaran Iduladha lalu. Itupun hanya sehari saja. Kepulangannya tersebut untuk meminta doa restu kepada orangtua sebelum menjalani persiapan menghadapi Paralimpiade.

"Terakhir kali pulang kemarin setelah lebaran besar. Tapi cuma sehari saja karena memang jadwalnya padat. Pulang terus minta doa restu akan berangkat pertandingan di Tokyo ke saya dan ibunya sudah setahun ini sedang sakit di rumah," tuturnya.

Perjuangan Yoga juga tidak terlepas dari peran pelatih yang menemukan bakat anak didiknya saat mengenyam pendidikan di SMK Muhammadiyah Ajibarang. Adalah Winda Prasepty.

Baca Juga: 5 Hits Bola: Lewat Jersey Baru, Persib Coba Hidupkan Nilai Bhineka Tunggal Ika

Menurutnya, banyak kenangan yang sempat terjadi dengan Yoga. Dirinya yang mengajar di sebuah club atletik yang bernama Flash Atletic Club pertama kali bertemu dengan Yoga pada tahun 2014. Saat itu dirinya melihat sosok Yoga, meski difabel, ia memiliki postur yang atletis hingga memiliki kemampuan olahraga terutama dalam bidang lompat tinggi yang lebih tinggi dibandingkan siswa lainnya.

"Waktu itu siswa lainnya lompat hanya 130 cm, tapi dia bisa lompat lebih dari 140 cm. Kemudian saya tanya, dia suka olahraga atau tidak, dia bilang suka dan saya minta dia ikut saya, saya latih untuk nanti kejuaran di Bandung," terangnya saat dihubungi.

Perjuangan paling berat dialami Winda saat membujuk orang tuanya, agar Sapto bisa menjalani TC di Solo. Ia memahami betul selama ini orang tua Yoga tidak pernah jauh dari anaknya, terutama ibunya.

"Saya sering kali meyakinkan ke orang tuanya. Saya bilang di sana (Solo) sudah diurusi dengan baik, makanannya juga enak-enak," katanya.

Meski sekarang ini Yoga sudah tidak lagi menjadi muridnya, dan sudah menjadi atlet nasional. Winda mengaku masih berkomunikasi dengannya, sekadar memberikan semangat serta memantau kondisinya. 

Baca Juga: Jalani TC, Timnas Putri Indonesia Fokus Pulihkan Kondisi Fisik

"Saya, bangga banget, kita pernah mengusahan dia sampai ke sana. Kemarin dia WA saya, dia bilang dia sudah sampai Tokyo. Saya juga ucapkan selamat," jelasnya.

Load More