SuaraJawaTengah.id - Air waduk Lalung di Karanganyar, Jawa Tengah, mengering akibat sedimentasi dan tanggul jebol di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, diperparah lagi oleh musim kemarau.
“Ya sekarang karena ada proyek jadi semakin kering. Soalnya tanggulnya sudah kegeser jadi diperbaiki. Tanggulnya rusak karena disebabkan sedimentasinya tinggi di sebelah selatan yang digunakan sawah itu saat kemarau. Jadi saat terisi air, banyak menumpuk di utara dan tembok tanggulnya tidak kuat akhirnya kegeser. Seharusnya ya dikeruk lagi lah, biar airnya merata tidak menumpuk di satu sisi,” kata warga bernama Sukirno dalam laporan Solopos.
Sedimentasi waduk semakin tinggi dan mengakibatkan waduk semakin dangkal, Sukirno menambahkan.
Hal senada diungkapkan Suryono. Dia rutin memancing di waduk Lalung sehingga mengetahui apa yang terjadi di sana.
Menurut dia pengelolaan Waduk Lalung yang tidak dilakukan dengan maksimal juga berdampak pada kondisi waduk.
Dia berharap waduk kembali normal dan dapat bermanfaat bagi warga.
Waduk Lalung, menurut dia, memiliki potensi wisata air yang besar jika dikelola dengan sungguh-sungguh.
“Saya harap Waduk Lalung bisa dikelola dengan baik. Kalau jadi tempat wisata saya yakin banyak yang tertarik. Jangan sampai waduk bisa menjadi kering seperti ini,” kata dia.
Siang itu, Sukirno duduk bersama anak laki-lakinya di balik semak-semak yang ada di Waduk Lalung, Karanganyar. Sesekali perhatiannya tertuju pada salah satu dari empat joran pancing yang dia letakan di dekat genangan air yang masih tersisa di waduk tersebut.
Baca Juga: Mengenal Teknologi Embung Tadah Hujan, Solusi Bagi Petani dan Peternak di Musim Kemarau
“Iwak e cilik-cilik iki neng kene [ikannya kecil-kecil ini di sini],” ujar Sukirno.
Selama ini, banyak warga datang ke waduk untuk memancing ikan.
Waduk mengalami kekeringan sebenarnya bukan fenomena baru. Sejak beberapa tahun terakhir, tiap musim kemarau, air waduk menyusut.
Tapi kali ini kondisi waduk lebih kering karena aliran air yang masuk ke waduk di tutup akibat pembangunan talut di sisi utara.
Dari total 80 hektare luasan waduk Lalung, air yang tersisa hanya sekitar beberapa ratus meter saja di sisi utara. Area lainnya di dalam waduk didominasi padang rumput dan sawah musiman yang dibuat oleh warga setempat. Saat ini waduk tersebut tak jauh berbeda dibandingkan area persawahan di luar waduk.
Berita Terkait
-
Perjuangan Melawan Kemiskinan dan Tradisi Kaku dalam Novel Bertajuk Kemarau
-
Cara Efektif Mencegah Kebakaran Saat Kemarau Panjang
-
BMKG Beri Peringatan Dini, Hujan Deras dan Angin Kencang di Sejumlah Wilayah
-
Terdampak Kemarau, Waduk Perning Nganjuk Mengering
-
Dilanda Kemarau, Waduk Dawuhan Madiun Mengering
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC