SuaraJawaTengah.id - Imbas penutupan objek wisata di Magelang selama pandemi Covid berdampak meluas. Usaha souvenir di sekitar objek wisata satu persatu tumbang.
Salah satunya usaha konveksi yang dijalankan Nur Hidayat (35 tahun). Penyandang disabilitas ini biasa menerima order menjahit kaos untuk souvenir di kawasan Candi Borobudur.
“Dulu sebelum ada Corona saya punya tenaga 4 orang. Selama Corona kesulitan untuk pekerjaan. Saya pulangkan tenaga karena nggak ada kerjaan. Sepi,” kata Nur Hidayat saat dijumpai di rumahnya di Dusun Saragan, Desa Rambeanak, Kecamatan Mungkid, Rabu (2/9/2021).
Sebelum pandemi, usaha konveksi milik Nur Hidayat mampu memproduksi 1.800 kaos setiap minggu. Upah menjahit satu kaos Rp 850.
Omzet dari pengerjaan kaos souvenir Borobudur diperkirakan sebesar Rp 6.120.000 setiap bulan. “Nanti kan dipotong untuk beli benang, listrik. Terus sisanya karena disini kerja sistem kekeluargaan, saya buka ini ada uang segini nanti dibagi," ujarnya.
Dari usaha konveksi ini Nur Hidayat mampu membangun rumah sederhana dan membeli 4 mesin jahit listrik.
Mulai awal pandemi sekitar Maret 2020, jumlah pesanan kaos untuk souvenir Borobudur berkurang drastis hingga akhirnya berhenti sama sekali. Ditambah juragan langganan membuat kaos di konveksi Nur Hidayat, meninggal tertular Covid.
“Kemarin kita tertolong sama (pesanan membuat) masker. Masker dari Puskesmas Mungkid. Kadang bikin 50 lusin. Terakhir kemarin itu cuma 10 lusin,” kata Nur Hidayat.
Nur Hidayat bukan penduduk asli Magelang. Dia perantauan asal Bogor, Jawa Barat yang kebetulan mendapat istri warga Desa Rambeanak.
Baca Juga: LBH Medan Buka Posko Pengaduan Pelanggaran HAM Covid-19 di Sumut
Keterampilan menjahit didapat Nur Hidayat dari kursus selama 1 tahun di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyadang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof Dr Soeharso Solo.
Kaki kanan Nur Hidayat tidak berkembang sempurna sejak kecil. Sempat mengenyam pendidikan hingga STM di sekolah formal, dia mendapat kesempatan kursus keterampilan di BBRSPDF Soeharso yang sering disebut juga Rehabilitasi Centrum (RC) Solo.
Sempat berpindah-pindah kerja di perusahaan garmen dan konveksi di Yogyakarta, Semarang, dan Solo, sekitar tahun 2013 Nur Hidayat memutuskan menetap di Magelang.
Sebelum memiliki usaha sendiri, Nur Hidayat pernah menjadi penjahit panggilan di sejumlah konveksi. Mengendarai sepeda ontel, dia berpindah-pindah menjahit di konveksi sekitaran Candi Pawon, Dagi, Ngaran Ngisor, dan Bumirejo.
“Dulu disini penjahit masih jarang. Pertama kali dikenalkan sama juragan, saya dibawa temen. Juragan awalnya bilang gini, ‘kok bawa temen kayak gitu. Apa bisa jahit kondisinya kayak gitu’," paparnya.
Nur Hidayat kemudian meminta bahan dan langsung mempraktikan keahliannya menjahit. Hasilnya satu kaos selesai dijahit dalam waktu kurang dari setengah jam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan