Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 10 September 2021 | 13:03 WIB
Kondisi kandang ayam petelur di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jumat (10/9/2021). Peternak keluhkan kenaikan harga jagung untuk pakan ayam. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Peternak ayam di Magelang mengeluhkan kenaikan harga jagung yang dinilai tidak wajar. Kenaikan harga paling tinggi selama 35 tahun terakhir.

Peternak ayam petelur di Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Yoko Sumarno mengatakan, harga jagung giling saat ini menyentuh Rp 6 ribu per kilogram.

Padahal dalam campuran pakan ayam, jumlah jagung paling banyak diantara bahan lainnya seperti konsentrat dan dedak.

“Perbandingan jagung untuk campuran pakan ayam itu 50 persen. Jagung yang paling banyak sendiri. Konsentrat 35 persen dan dedak 15 persen,” kata Yoko Sumarno, Jumat (10/9/2021).

Baca Juga: Petani Milenial Minta Ini ke Bupati Bogor

Akibat kenaikan harga jagung, biaya pakan yang harus dikeluarkan setiap hari minimal Rp 1 juta. Jumlah populasi ayam di kandang milik Yoko Sumarno sebanyak 1.400 ekor.

“Kalau dulu harga jagung Rp 4.500 per kilogram, bisa ketemu harga pakan Rp Rp 800 ribu. Paling banter Rp 900 ribu per hari.”

Naiknya biaya produksi pakan tidak dibarengi dengan kenaikan harga telur. Harga telur di kandang saat ini cenderung stabil pada kisaran Rp 15 ribu per kilogram.

“Dengan harga pakan segitu, keuntungannya tipis sekali bahkan minus. Harga telur Rp 15 ribu per kilogram itu minus sekali. Sudah satu bulan ini harga telur di kisaran Rp 15 ribu,” ujar Yoko Sumarno.

Peternak ayam tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga jagung. Saat ini beberapa daerah penghasil jagung seperti Grobogan dan Gunung Kidul, Yogyakarta sudah panen sehingga seharusnya harganya sudah turun.

Baca Juga: Viral Peternak Ayam Bikin Warganet Salah Fokus: Cowok yang Masih Rebahan Aja Mundur

“Kalau panen jagung sebenarnya sih sudah. Di daerah penghasil jagung seperti Grobogan, Gunung Kidul saya yakin sudah panen. Tapi kemarin saya cek ke Gunung Kidul, jagung gelondongan masih Rp 5.500 per kilogram,” ujar Yoko.

Dampak kenaikan harga jagung paling dirasakan oleh peternak sekala menengah hingga kecil. Sebab kebanyakan mereka meminjam modal ke bank untuk awal membuka usaha.

Beban ekonomi mereka semakin berat karena selain harus menutup biaya produksi dan operasional kandang, juga harus membayar cicilan utang ke bank.

Peternak berharap pemerintah membantu menurunkan harga jagung hingga di kisaran harga Rp 4.500 per kilogram. Harga itu dinilai ideal sesuai dengan harga jual telur ayam Rp 15 ribu per kilogram.

“Kami berharap tetap ketersediaan jagungnya ada. Kalau ada kelangkaan, ketersediaannya berkurang sehingga jagung itu seperti emas yang dicari-cari,” kata Yoko Sumarno.

Patokan harga telur ayam di Magelang mengikuti harga yang dikeluarkan peternak besar seperti Rosa Farm di Yogkarta dan Pusaka Farm. Kedua peternak besar ini per 9 September 2021 menjual telur dengan harga Rp 14.900-Rp 15.600/kg.

Seperti diketahui, kunjungan Presiden Joko Widodo di Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar, 7 September 2021, diwarnai aksi pembentangan poster.

Seorang peternak ayam membentangkan poster berisi tulisan “Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar”, saat mobil Presiden melintas di Jalan Moh Hatta.

Pria tersebut kemudian ditangkap dan dibawa mobil polisi. Koperasi Peternak Ayam Petelur (Putera Blitar) menyebut aksi serupa direncakan dilakukan secara individu di sejumlah lokasi berbeda namun dibatalkan polisi.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More