Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 14 September 2021 | 15:03 WIB
Ilustrasi sperma. Korban dokter cabul yang mencampurkan sperma di makanan kini mengalami trauma berat, ia pun juga mengalami gangguan nafsu makan. (Shutterstock).

SuaraJawaTengah.id - Korban dari oknum dokter di Semarang yang mncampurkan sperma ke makanan korban yang merupakan istri teman sejawatnya kini mengalami trauma berat. Bahkan, korban juga mengalami gangguan makan.

Pendamping hukum korban, Nia Lishayati mengatakan, dampak dari tindakan tersebut, korban mengalami trauma berat, gangguan makan, gangguan tidur dan gangguan emosi.

"Sejak bulan Desember 2020 sampai hari ini korban harus minum obat anti depresan yang diresepkan psikiatri," jelasnya, Selasa (14/9/2021).

Korban juga harus melakukan pemeriksaan dan mengkonsumsi obat antidepresan selama minimal beberapa bulan kedepan. Selain ke psikiatri, korban juga melakukan pemulihan psikologis ke psikolog.

Baca Juga: Aksi Tidak Terpuji, Oknum Dokter Mencampur Sperma ke Makanan Istri Temannya

Menurutnya, koban juga beresiko mengalami masalah kesehatan akibat mengkonsumsi sperma yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh manusia.

"Cairan sperma tersebut bisa mengandung bakteri ataupun virus yang suatu saat nanti bisa menjadi penyakit atau menjadi pencetus suatu penyaki," paparnya.

Dia menyebut jika oknum dokter terebut sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di sebuah Universitas di Semarang.

Kejadian tersebut diduga dilakukan pelaku sejak bulan Oktober 2020. Korban curiga dengan tudung saji makanan milik korban yang selalu berubah posisi dan makanan berubah bentuk.

"Karena penasaran, korban berinisiatif untuk merekam kejadian di sekitar ruangan tersebut," katanya.

Baca Juga: Heboh Oknum Dokter di Semarang Campurkan Sperma ke Makanan Istri Temannya

Menurutnya, tampak jelas di dalam video, ketika korban sedang mandi, pelaku mendekati ventilasi jendela kamar mandi korban.

"Kemudian pelaku melakukan onani dan mencampurkan spermanya ke makanan korban," ucapnya.

Sebelumnya, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan,  saat ini tersangka DP sudah menjalani pemeriksaan di Ditkrimum Polda Jateng.

"Surat penyidikan dan penetapan tersangkanya sudah lengkap," jelasnya beberapa waktu yang lalu.

Menurut Iqbal, perbuatan tidak terpuji itu dilaporkan seorang ibu rumah tangga bernama Dwi. Perempuan 31 tahun itu diketahui tinggal satu kontrakan dengan dokter DP wilayah Gajahmungkur, Semarang.

Berdasar info, suami Dewi adalah sejawat DP dalam menempuh pendidikan dokter spesialis (PPDS) di salah satu universitas di Semarang.

"Kecurigaan pelapor bermula dari  makanan yang sering berubah bentuk dan tudung saji di atas meja yang sering berubah posisi," jelas Kabidhumas.

Karena keanehan itu, tambahnya, pelapor merekam situasi ditempat makan menggunakan iPad miliknya.

Dari rekaman iPad itu diketahui saat pelapor mandi, DP tampak keluar dari kamar mandi lain dan tiba-tiba melakukan onani. Setelah klimaks, dia mencampurkan spermanya ke dalam makanan milik Dwi.

"Tersangka duduk di dekat tempat makan. Setelah itu tersangka melakukan, maaf, onani, kemudian membuka tudung saji dan mengadukkan spermanya ke dalam makanan milik pelapor. Kejadian tersebut sudah dilakukan beberapa kali," tambahnya.

Diungkapkan M Iqbal, antara kamar mandi yang digunakan pelapor dan tersangka terdapat lubang kecil yang memungkinkan tersangka untuk mengintip saat pelapor mandi.

"Akibat perbuatannya itu, tersangka diancam dengan pasal 281 ayat (1) KUHP tentang kejahatan terhadap kesopanan," tandasnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More