
SuaraJawaTengah.id - Sejarah pertikaian antara Syekh Mahfudz dengan Jenderal TNI Ahmad Yani memang tidak terlalu didengar oleh masyarakat umum. Namun, konon katanya terdapat sumpah serapah dari sang kiai terhadap orang tertinggi di TNI saat itu.
Tak berselang lama, setelah pengucapan sumpah Syekh Mahfudz, Ahmad Yani ditemukan tewas mengenaskan di sebuah sumur, yang kini disebut lubang buaya.
Bagaimana kisah perseturuan Jenderal Ahmad Yani dengan Syekh Mahfudz? simak selengkapnya pada artikel ini.
Hidayat Aji Pambudi masih ingat betul pertemuannya dengan Kiyai Thohir, guru ngaji di Kampung Laut, Nusakambangan. Sisa-sisa pelarian Angkatan Oemat Islam (AOI) Somalangu.
Baca Juga: Cerita PKI Menangi Pemilu 1955 Hingga Kuasai DPRD Yogyakarta Selama Satu Dasawarsa
Kepada Hidayat Aji, semula Kiyai Thohir hanya mengaku berasal dari Kebumen. Merasa nyaman karena berasal dari daerah yang sama, perbincangan kemudian berlanjut akrab.
“Cerita-cerita katanya orang Kebumen. Dia itu ternyata mantan Laskar AOI. Sampai kemudian nggak berani pulang karena masih merasa sebagai orang yang dikejar-kejar pemerintah,” kata Hidayat Aji saat ditemui di SMK Ma’arif 3 Somalangu, 7 September lalu.
Hidayat Aji sudah 18 tahun menjadi Kepala Sekolah SMK Ma’arif 3 Somalangu. Sekolah ini berada dalam kompleks Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, salah satu pesatren tertua di Asia Tenggara.
Pondok Pesantren Somalangu memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pimpinan Pondok Pesantren Somalangu, Syekh As Sayid Mahfudz bin Abrurrahman Al Hasani, sekaligus Pemimpin Umum Angkatan Oemat Islam (AOI).
Pengukuhan Syekh Mahfudz sebagai Pemimpin AOI terjadi pada 11 September 1945. Syekh Mahfudz menerima amanah ini dengan catatan setelah perjuangan selesai akan kembali ke lingkungan pondok dan menolak ikut dalam birokrasi kenegaraan.
Baca Juga: Partai Politik di Bali Sekitar 1965: Gubernur Sutedja Berseteru dengan Wedastera Suyasa
Sebagai ulama kharismatik, Syekh Mahfudz dengan segera menarik simpati ribuan rakyat Prembun, Kutowinangun, Petanahan, Aliyan, dan Karanggayam untuk bergabung.
Berita Terkait
-
Subarkah Hadisarjana Ternyata Sosok di Balik Kesuksesan Film G 30 S/PKI
-
Disiapkan Tempat Sembunyi Neneknya, Ini Cerita Anies Baswedan Soal PKI
-
Babak Sejarah Indonesia yang Hilang, Penculikan Soekarno-Hatta oleh DN Aidit
-
Di Balik Ketenangan Pulau Dewata: Kisah Pilu dan Upaya Berdamai dengan Tragedi 1965
-
Profil Yunus Yosfiah, Jenderal TNI yang Melarang Penayangan Film G30S/PKI Sejak 1998
Tag
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Tunjuk Guru Besar UNS Jadi Mediator
-
Sri Mulyani Bocorkan 5 Kesepakatan RI-AS Untuk Batalkan Tarif Trump
-
Meski Ekonomi Lesu, Sri Mulyani Sebut Masyarakat Tetap Rajin Bayar Pajak
-
Sri Mulyani Sebut Rupiah Tahan Banting
-
8 Rekomendasi HP Samsung Murah Terbaik April 2025, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Dorong Inklusivitas, Sebanyak 1,2 Juta AgenBRILink Jangkau 88% Wilayah Indonesia
-
Butuh Dana Cepat? Ini 5 Rekomendasi Pinjaman Online Cepat Cair dan Terdaftar di OJK
-
BRI Cepu Perkuat Sinergi dengan Polri dan TNI AD: Targetkan Akuisisi KPR 100 Ribu Rumah untuk PNPP
-
Link Saldo DANA Kaget Hari Ini: Tambah Cuan buat Ngopi, Belanja, dan Top Up Game!
-
Segera Klaim Link Saldo DANA Kaget! Siapa Cepat Dia Dapat