"Sudah waktunya mengirim tim ke tempat lain," katanya.
Koresponden Kesehatan Global untuk BBC News, Tulip Mazumdar, menilai WHO terjebak di tengah pertarungan geopolitik antara China dan AS tentang isu ini.
Ilmu pengetahuan menjadi semakin dipolitisasi, dengan China sejauh ini menolak untuk mengizinkan para ilmuwan internasional kembali ke negara itu.
"Diharapkan, tim Sago yang baru ini, dengan para pakar dari 26 negara, akan dapat memecahkan kebuntuan ini; dan akhirnya mendapatkan jawaban sehingga dunia dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk wabah di masa depan," ujarnya.
Peluang 'hampir tertutup'
Sebelumnya, para ilmuwan senior menilai "Jendela peluang" untuk melakukan studi penting tentang awal mula pandemi Covid-19 hampir tertutup.
Tim yang ditunjuk Organisasi Kesehatan Dunia, WHO untuk mencari tahu penyebab wabah itu mengatakan prosesnya mandek.
Dan penundaan lebih lanjut dapat membuat studi penting itu "secara biologis mustahil".
Dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Nature, mereka meminta para pemimpin dunia dan ilmiah untuk mempercepat studi tersebut "selagi masih ada waktu".
Ahli virologi Belanda Profesor Marion Koopmans, anggota tim WHO, mengatakan kepada BBC bahwa risiko pandemi semakin tinggi.
Baca Juga: Tak Hanya Covid-19, Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Juga Bisa Cegah Dua Penyakit Ini
"Karena cara dunia berubah - peningkatan populasi, kepadatan, dan lebih banyak interaksi antara manusia dan hewan, kita perlu belajar di mana ada kesalahan dan bagaimana kita bisa menghindarinya di masa depan," ujarnya.
Tim WHO berkunjung ke Wuhan, China - tempat kasus pertama Covid dilaporkan - pada Januari lalu dan menerbitkan laporan pada bulan Maret yang merekomendasikan:
- mencari bank darah di China dan negara-negara lain untuk antibodi terhadap virus (Covid-19) dalam darah yang disumbangkan pada bulan-bulan sebelum wabah Desember 2019
- mengambil sampel dari hewan liar yang diternakkan seperti cerpelai dan anjing rakun yang mungkin menjadi "inang perantara" dan memungkinkan virus melompati spesies
Tetapi karena hewan ternak berumur pendek dan bank darah menyimpan sumbangan dalam jangka tertentu, para peneliti khawatir bahwa informasi biologis yang berharga mungkin telah hilang.
Isu yang diperdebatkan secara politis tentang apakah virus itu bocor dari sebuah laboratorium di China juga membuat beberapa pekerjaan menjadi lebih sulit, kata Profesor Koopmans.
Semua jalur penyelidikan relevan, katanya, "namun ketika tuduhan bercampur dengan pertanyaan ilmiah, segalanya menjadi sangat sulit".
Namun, dalam laporan mereka tim WHO menyimpulkan bahwa meskipun tidak mungkin untuk menentukan bagaimana Sars-Cov-2 pertama kali menginfeksi manusia, "semua bukti yang ada" menunjukkan bahwa virus berasal dari hewan secara alami dan "bukan virus yang dimanipulasi atau dibuat".
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar