SuaraJawaTengah.id - Bersamaan dengan suara adzan dzuhur, Rudy (54) seorang petani asal Boja, Kabupaten Kendal itu beristirahat di sebuah gubuk yang berada di pojok kebun miliknya.
Sesekali, Rudy mengelap keringat yang membasahi tubuhnya. Saat itu cuaca sedang mendung, hal itu membuat Rudi was-was karena banyak bibit yang masih kecil di kebunnya.
Sebelumnya, Rudy merupakan karyawan yang bergelut di bidang fenance. Namun, pandemi membuat perusahaan tempat Rudy bekerja mengalami kemunduran.
Beberapa karyawan kena PHK dan sebagian yang lainnya dikurangi jam kerjanya. Rudy adalah salah satu karyawan yang terkena badai PHK itu.
Sejak terkena PHK, Rudy sempat kesulitan mencukupi kebutuhan keluarga. Bahkan untuk makan saben hari saja dia harus berhitung berkali-kali agar cukup untuk kebutuhan hidup hari berikutnya.
Saat itu, kondisi Rudy benar-benar terpuruk. Yang ada di pikiran Rudy hanya nasib anak-anak dan istrinya agar bisa melalui ujian yang berat itu.
Tak mau bersedih terlalu lama, dia sadar jika nasib keluarganya ada di pundaknya. Akhinya, sejak tahun 2020 Rudy memilih untuk menekuni bisnis pertanian dengan modal seadanya.
Rudy memulai bisnis tanaman dengan cara menjualkan tanaman milik saudaranya. Dia ingat betul, tanaman pertama yang dia jual adalah pohon jeruk milik saudaranya.
Dia tak menyangka jika pohon jeruk yang dia jual mempunyai laba yang cukup banyak. Hal itu menambah kepercayaan Rudy untuk berjualan tanaman lebih giat lagi.
Baca Juga: Benua Etam Belajar dari Kampung Purun Kalsel, Tanaman Liar Bisa Diolah Jadi Anyaman Mahal
"Ya pertama itu pohon jeruk milik keluarga saya, ternyata untungnya lumayan. Akirnya saya tambah semangat lagi," jelasnya saat ditemui di kebun miliknya, Kamis (21/10/2021).
Setelah sukes menjual pohon jeruk, Rudy kemudian mencoba untuk membeli tanaman yang lain. Namun saat itu Rudy masih mempunyai kendala lain, salah satunya soal lahan untuk menaruh tanaman.
Akhirnya, dia terpaksa menitipkan tanamannya di rumah temannya yang berada di Krapyak, Kota Semarang. Dia tak masalah, meski jarak rumah Rudy dan rumah temannya itu cukup jauh.
"Teman saya kebetulan juga suka tanaman jadi tak apa-apa. Saya dibantu dia, namun saya juga harus sering memeriksa ke sana," paparnya.
Karena tak mempunyai lahan yang cukup untuk dijadikan kebun, membuat Rudy memilih media online sebagai tempat penjualan dan media promosi tanaman miliknya.
Rudy tak menyngka jika di media online cukup banyak orang yang mencari tanaman. Seiring dengan berjalannya waktu, laba dari jualan tanamannya itu dia putar untuk membeli tanaman jenis yang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025