SuaraJawaTengah.id - Jasa penagih utang atau sering disebut dept collector kini menjadi pekerjaan para kelompok pemuda atau organisasi masyarakat (Ormas). Tentu saja, mereka dibayar untuk menagih para nasabah bank atau perusahaan finance.
Menyadur dari Solopos.com, dalam dunia penagihan oleh finances atau lembaga pembiayaan keuangan dikenal sekelompok orang yang biasa disebut matel atau mata elang. Sepak terjang para matel kerap menjadi perbincangan masyarakat lantaran tidak jarang melakukan intimidasi dan tindak kekerasan terhadap nasabah.
Mereka juga beberapa kali terlibat gesekan fisik dengan warga lantaran aksinya yang dinilai berlebihan.
Bos perusahaan jasa penagihan yang memiliki 46 klien lembaga keuangan di Kota Solo, Giyatno, tidak memungkiri image negatif para matel.
Baca Juga: Ditagih Dept Collector, Pria Nekat Bunuh Diri, Lompat dari Rooftop Mall Bekasi
Muncul stigma di masyarakat tugas matel mengambil alih aset milik warga yang bermasalah. “Jadi cara pandang masyarakat kalau melihat matel ini merampas di jalan dan sebagainya. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Tidak mungkin teman-teman bisa meminta aset di jalan, karena aturan mainnya sudah jelas,” terangnya Rabu (20/10/2021),
Giyat, panggilan akrabnya, menuturkan pada prinsipnya mata elang atau matel sama seperti debt collector dalam dunia penagihan. Namun matel lebih berorientasi kepada “penyelamatan” aset lembaga pembiayaan yang diduga sudah dipindahtangankan atau bermasalah dalam angsurannya.
Dalam menjalankan tugasnya para matel sering mengintai di pinggir jalan. Mereka mencari aset seperti kendaraan bermotor yang angsurannya tak lancar. Sedangkan debt collector bertugas melakukan kunjungan atau menemui nasabah di rumah.
Membangun Komunikasi
Debt collector menemui nasabah untuk membangun komunikasi terkait kelanjutan angsuran mereka. Ketika nasabah mempunyai masalah keuangan, debt collector akan membantu mencari penyelesaiannya, sehinga ditemukan jalan terbaik.
Baca Juga: Penagih Utang dan yang Ditagih Ditangkap Polisi Semua karena Saling Hajar
Ihwal cara kerja mata elang alias matel di dunia penagihan, menurut Giyat, ada standard operating procedure (SOP) yang harus ditaati. “Kami lakukan langkah persuasif menjelaskan, nanti pihak finances kami ajak negosiasi untuk penyelesain akhir pelunasan atau lelang,” paparnya.
Namun, bila nasabah atau pembawa aset tidak bisa diajak bekerja sama, matel atau debt collector bisa meminta bantuan kepolisian. Giyat mengungkapkan 100 personel di perusahaannya juga ada yang berperan sebagai matel.
Namun menurut Giyat, mereka sudah paham bagaimana harus bertugas di lapangan, baik bertemu nasabah yang kooperatif maupun yang tidak mau bekerja sama. Giyat juga bersyukur sejauh ini tidak ada anak buahnya yang melakukan pelanggaran SOP dalam melaksanakan tugas.
“Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada. Mudah-mudahan tidak ada terus. Tapi kalau cuma yang namanya teman-teman di lapangan benturan argumen itu biasa. Teman-teman sudah tahu apa yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan,” sambungnya.
Berita Terkait
-
Cara Dapat Mod Bussid Mata Elang, Game Populer Baru yang Berikan Pengalaman Jadi Polisi
-
Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung, Ahmad Efendy Ternyata Korban Begal Modus Mata Elang
-
Pinjol AdaKami Akhirnya Akui Ada Penagih Utang yang Langgar SOP
-
Hore! OJK Larang Pinjol Gunakan Kekerasan dan Ancaman Saat Tagih Utang
-
Polda Metro Jaya Tegaskan Bakal Berantas Aksi Premanisme Debt Collector di Jakarta
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
Terkini
-
RKB Bela Sufmi Dasco: Tuduhan Terkait Judi Online Tak Masuk Akal dan Rugikan DPR
-
KUR BRI Dukung Warung Bu Sum Sate Kere Beringharjo Terus Tumbuh dan Lestari
-
Kisah Horor Rumah Sakit di Purwokerto: Banyak Hantu Menyerupai Dokter?
-
Lonjakan Trafik Idulfitri Capai 87,7 Persen di Jateng, Kebumen Tertinggi Penggunaan Jaringan Indosat
-
Misteri Dewi Lanjar dan Kisah Kelam Pantai Slamaran Pekalongan